CIKAMPEK, Spirit
Tabungan yang diselenggarakan dan dikelola sekolah ataupun guru kerap menjadi sumber polemik. Pasalnya, perilaku yang seharusnya dapat menjadi motivasi kebiasan hidup hemat pada anak didik tersebut kerap menjadi permasalahan dikarenakan pihak sekolah ataupun guru telat mengembalikan tabungan pada waktunya.
“Banyak masalah terkait tabungan siswa, di Cikampek sendiri kendati tidak kasat mata, sembunyi-sembunyi sekolah atau guru yang mengadakan tabungan murid terkadang terlambat atau belum siap untuk mengembalikannya tepat waktu pada akhir tahun ajaran nanti,” ucap Ketua PGRI Cabang Kecamatan Cikampek, Dede Sumpena.
Tabungan siswa merupakan upaya pendidikan yang baik bagi siswa di sekolah, minimal untuk belajar hidup hemat dengan menyisihkan dari uang jajannya. Namun disayangkan, hal tersebut sering disalahartikan orang tua sebagai tabungan pribadi yang sarat dengan gengsi. “Tabungan ini sebenarnya sangat mendidik untuk anak-anak. Setidaknya kita bisa mengajarkan mereka untuk hidup hemat, tapi sayangnya banyak orang tua yang salah mengira dan membuat tabungan ini untuk gengsi-gengsian, sehingga saling berlomba-lomba dalam menabung,” kata Dede.
Di lain tempat, Kepala UPTD Paud TK/SD Kecamatan Cikampek, Imas Sitti Masitoh mengatakan pihaknya telah mengumpulkan kepala sekolah terkait masalah tabungan ini. Hal itu dilakukan sebagai bentuk pengecekan akan persiapan pihak sekolah dalam mengembalikan tabungan yang bisa menjadi sumber masalah tersebut.
“UPTD dan PGRI berhak menanyakan masalah ini, kami khawatir nanti pada waktu pengembalian tabungan pada akhir tahun ajaran ini menjadi sumber masalah untuk semuanya. Dan untuk jajaran sekolah yang memiliki tabungan hendaknya berkoordinasi dengan pihak kami secepatnya, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan dikemudian hari,” pungkasnya (cr5)