KOTA BEKASI, Spirit
Pembangunan Trans-Park di jalan alternatif Cibubur perbatasan Kota Bekasi-Jakarta-Depok bermasalah. Pasalnya area pembangunan Trans-Park yang merupakan grup Trans TV milik pengusaha Chaerul Tanjung mengganggu kegiatan masyarakat sekitar. Bahkan Rumah Sakit Melia yang ada di seberang lokasi pembangunan Trans-Park merasa kebisingan yang melampau batas toleransi.
Protes warga dilakukan dengan memasang beberapa spanduk penolakan pembangunan Trans-Park di median jalan lokasi alternatif Cibubur. Kalimat protes dicetak dengan digital printing sepanjang jalur pembangunan Trans-Park semakin mempertegas kondisi penolakan warga sekitar pembangunan Trans-Park.
Faizal, salah seorang warga Kranggan Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi mengatakan pembangunan Trans-Park belum memiliki rekomendasi yang jelas.
“Proses yang selama ini dilakukannya jelas mengganggu aktivitas masyarakat. Apalagi di lokasi strategis berbatas beberapa wilayah Kota Bekasi, Jakarta Timur bahkan Bogor seharusnya pembangunannya lebih rapi. Tapi yang terjadi sebaliknya , jalanan berdebu saat mereka melakukan pemancangan pondasi bahkan tanah yang berantakan di jalanan semakin menandakan mereka tak peduli lingkungan,” kata Faizal kepada Spirit Jawa Barat, Senin (12/6).
Rekomendasi yang seharusnya sudah ada lanjut Faizal, banyak yang belum dikantongi oleh Trans-Park. “Pembangunan ini meliputi hotel, Trans-studio yang besar masa sampai nggak ada rekomendasi yang secara regulasi harus dipenuhi. Termasuk Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 seharusnya menjadi perhatian penanggung jawab pembangunan Trans-park Cibubur,” terang Faizal.
Dengan mengatasnamakan Masyarakat Peduli Lingkungan, spanduk protes terus dipasang di median jalan. Bahkan dari pantauan Spirit Jawa Barat di lapangan beberapa lokasi terlihat berbahaya. Galian sedalam satu meter hingga kedalaman dua meter tidak mengindahkan pancang konstruksi baliho yang rentan roboh. Dan itu dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan dan upaya antisipasi. (kos)