Setya Dharma: Bisa Membahayakan Masyarakat, Persawahan Tercemar Gas Metan

KARAWANG, Spirit

Masyarakat yang tinggal dekat area persawahan selama ini diduga tercemar udara yang mengandung gas metan. Meski dalam jangka pendek hal tersebut tidak dirasakan langsung, namun dalam jangka panjang bisa membahayakan kehidupan manusia.

“Gas metan itu berasal dari pupuk yang disebar di lahan pertanian. Kemudian pupuk tersebut memuai menjadi gas metan ke udara dan dihirup oleh masyarakat sekitar persawahan,” kata Kepala Badan Pengelola Lingkungn Hidup (BPLH) Karawang Setya Dharma, Senin (22/2).

Setya Dharma mengungkapkan, proses pembentukan gas metan terjadi akibat pembusukan jerami yang ditumpuk oleh petani usai panen. Jerami tersebut yang disimpan di tanah yang bercampur zat kimia dari pupuk kemudian membusuk sehingga menghasilkan gas metan.

“Makanya setiap panen suhu udara di sekitar persawahan lebih tinggi dari biasanya karena kandungan gas metan,” katanya.

Menurut Setya Dharma, pihaknya sudah mengambil sampel udara terhadap wilayah pertanian seperti di wilayah Kecamatan Telagasari, Karawang Timur  atau Rengasdengklok. Dari hasil uji sampel udara itu kandungan gas metan di seputar area persawahan cukup tinggi. “Hasil uji lab kita menunjukkan jika kandungan metan di sekitar area persawahan cukup mengkhawatirkan. Makanya dalam waktu dekat kita akan mengambil langkah untuk mengatasi ini,” katanya.

Menurut Setya,  BPLH memiliki alat khusus untuk mengukur polusi udara yang dihasilkan oleh benda bergerak seperti motor atau mobil. Sedangkan untuk benda tidak bergerak polusi dihasilkan oleh perusahaan industri. Selama ini pengendalian udara tersebut menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). 

“Tadinya kita lebih fokus kepada industri dan kendaraan bermotor. Sekarang kita juga fokus mengendalikan pencemaran gas metan di lahan pertanian,” katanya.

Setya Dharma menjelaskan, solusi yang efektif untuk mengatasi udara gas metan yaitu dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya. Alasannya pohon bisa membuat gas metan di udara menjadi netral karena pohon menghasilkan oksigen. Gerakan menanam pohon jangan hanya mengandalkan pemerintah saja, tapi harus ada partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk turut menanam pohon. Apalagi untuk daerah pertanian dan juga daerah industry adanya pohon  sangat penting.

Setya Dharma mengatakan, pihaknya sudah menyosialisasikan gerakan menanam pohon hingga ke peloksok desa. Bahkan gerakan menanam pohon tersebut juga melibatkan mahasiswa di sejumlah kecamatan.

“Belum lama ini kita melakukan gerakan menanam 15 ribu pohon di delapan kecamatan bersama dengan mahasiswa. Kepada masyarakat kita bagikan mencapai 15 pohon. Sedang dari perusahaan atau perusahaan mencapai 25 ribu pohon. Totalnya mencapai 55 ribu pohon,” katanya. (fat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *