KARAWANG, Spirit
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang Teddy Rusfendi Sutisna, menegaskan telah memerintahkan musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) memanggil pangkalan dan agen di masing-masing daerah, guna mengetahui penyebab kelangkaan gas melon. Sekda juga memerintahkan agen yang mendapat ancaman segera melapor ke kepolisian.
“Kami sudah perintahkan itu untuk diteruskan di rapat minggon. Jika ada yang mengancam, saya perintahkan melapor. Jangan takut, nanti dicari siapa yang ngancam dan apa modusnya,”ujar Teddy, Selasa (23/2).
Sekda menegaskan, pemkab tidak segan-segan mempidanakan rumah makan atau bidang usaha dengan omzet di atas Rp 50 juta yang kedapatan menggunakan gas melon. Begitu juga dengan agen atau oknum lain yang mengakali kelangkaan gas.
“Bila perlu kita berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan penyisiran ke rumah makan dan rumah-rumah. Yang melanggar akan kita sanksi. Bila perlu tuntut secara pidana,” kata Teddy.
Ia meminta warga yang mampu tidak menggunakan elpiji 3 kg. Sebab, gas melon disubsidi untuk masyarakat yang tidak mampu. “Malulah, masa orang kaya pakai elpiji 3 kg. Sekda misalnya, jika pakai gas melon ya kurang ajar,” katanya sambil bergurau.
Sementara Kapolres Karawang AKBP AM Dicky meminta pihak Pertamina terbuka dalam distribusi gas di Karawang. Hal ini akan memudahkan pihak kepolisian dan juga pemkab Karawang mengatasi kelangkaan gas seperti yang terjadi saat ini. “Kita butuh data yang detail dari pertamina berapa banyak gas 3 kilogram ini di Karawang. Terus dimana aja gas tersebut itu dikirimkan,” katanya saat ditemui di Plaza Pemda.
Menurut Dicky pihaknya hingga saat ini belum mengetahui persis jumlah gas yang ada di Karawang. Padahal jika Pertamina mau terbuka, pihaknya akan lebih mudah melakukan pelacakan jika terjadi kelangkaan gas.
“Kalau kelangkaan gas seperti sekarang ini kan jadi sulit karena kita tidak memiliki data yang pasti. Padahal kalau ada datanya lebih mudah kita melacaknya,” katanya.
Kendati begitu, kata Dicky, pihaknya tetap menurunkan tim untuk mengusut kasus kelangkaan gas yang sudah terjadi satu bulan ini. “Kalau ada yang melanggar pasti akan tindak tegas sesuai hukum yang berlaku. Kita tidak main-main soal ini karena sudah meresahkan masyarakat,” katanya.
Langka di 3 kecamatan
Kelangkaan elpiji 3 kg kembali terjadi di Kecamatan Jayakerta, Kecamatan Pedes dan Kecamatan Rengasdengklok membuat kesal sejumlah warga. Menurut warga, hal itu terjadi akibat adanya permainan antara agen dan pangkalan gas elpiji 3kg.
Menurut Anas (40) warga Desa Jayakerta sebenarnya kelangkaan elpiji 3 kg ini terjadi akibat adanya permainan antara agen dan pangkalan yang nakal. Mereka sengaja membuat elpiji 3 kg ini seolah-olah langka sehingga mereka bisa menjual elpiji tersebut lebih mahal dan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih.
Dia menambahkan, sebenarnya pasokan dari Pertamina tersebut tidak akan berubah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, namun karena adanya agen yang nakal sehingga barang subsidi tersebut menjadi barang yang dikomersilkan.
“Banyak Agen yang melakukan 2 pembukuan pengiriman, yang dilapangan dengan yang dilaporkan ke pertamina berbeda,” ungkap Anas, kepada Spirit Karawang, Senin (22/2).
Anas juga mengungkapkan, untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3kg perlu dilakukan pemeriksaan ke tiap-tiap agen dan pangkalan gas elpiji 3 kg oleh pihak yang berwajib. Apakah sudah benar melakukan penyaluran elpiji tersebut, apakah pangkalan menerima elpiji 3 kg tersebut juga sudah sesuai dengan kontrak (DO) atau tidaknya.
“Kebanyakan pangkalan tidak menerima elpiji 3 kg tersebut sesuai dengan DO yang telah ditetapkan, namun pangkalan selalu diam dan tidak mempersoalkannya. Padahal di situlah celah permainan agen-agen nakal untuk menjual elpiji 3 kg ke pihak lain dengan harga yang lebih mahal,” ujar Anas.
Anas juga mengungkapkan, kelangkaan elpiji 3 kg ini akan selalu terjadi karena pihak agen sudah mengubah dan merusak jalur distribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Bagaimana jadinya barang subsidi menjadi barang yang dikomersilkan, kasihan rakyat kecil yang seharusnya membeli elpiji 3 kg tersebut dengan harga dari Rp 16 000 per tabung menjadi Rp 20 000 sampai Rp 25 000 per tabung untuk mendapatkan elipiji tersebut. (fat/cr5)