BEKASI, Sprit – Salah seorang murid kelas 3, Erlangga dipaksa memberikan uangnya kepada Franklin, kakak kelas lima. Pemalakan terungkap setelah masing-masing orang tua korban maupun pelaku melaporkannya ke pihak sekolah. Kedua murid tersebut bersekolah di SDN Mustika Jaya 3, sehingga pihak sekolah pun melakukan mediasi untuk menyelesaikan aksi pemlakan tersebut.
Arif yang buka usaha bengkel sebagai orangtua Erlangga merasa sering hilang uang hingga Rp 3 Juta. Dirinya berusaha menginterogasi Erlangga sang anak. “Saya usaha spare part motor, akibat sering uang bengkel berkurang dan ternyata anak saya Erlangga diajari Franklin cara mengambil uang yang warna merah dan warna biru,” terang Arif kepada Spirit Jawa Barat, Sabtu (4/6).
Terkait uang yang diserahkan Erlangga untuk Franklin berawal dari kalah main kelereng. “Jadi kalah enam gundu maka Erlangga dipalak oleh Franklin satu juta rupiah per kelereng. Akhirnya Erlangga curi uang bengkel untuk diserahkan ke Franklin hingga Rp 500 Ribu berkali-kali,” papar Arief.
Sementara itu pihak orang tua pelaku pemalakan, Rusmin Nuryadin merasa tidak terima jika Franklin dituduh melakukan pemalakan. Emosi kedua pihak akhirnya diuapayakan perdamaian oleh Kepala SDN Mustika Jaya 3, Dewi Rosita.
Menurut Dewi, dirinya siap memediasi. “Fenomena gunung es diibaratkan permasalahan ini. Namun fokus penyelesaiannya adalah dengan mempertemukan semua pihak dengan memberikan penyelesaian edukatif,” ujar Dewi Rosita.
Kronologinya, kata Kepsek Dewi Rosita berita yang selama ini beredar bahwa korban selalu membawa uang saku hingga ratusan ribu. “Tetapi apapun fokus koridor anak kita selesaikan supaya tidak bias. Dan berita juga netral tanpa memihak meskipun kondisi masing-masing orang tua masih membela anaknya masing-masing,” tegas Dewi Rosita.
Dalam mendudukan permasalahan maka Kepsek Dewi Rosita berharap targetnya adalah kenyamanan proses KBM. Targetnya, kata dia, anak mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan nyaman, karena semua permasalahan ada solusi yang bersifat edukatif. (kos)