CILAMAYA WETAN, Spirit – Sudah sekian lama siswa SDN 2 Mekarmaya, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cilamaya dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) Cilamaya harus merasakan dampak atas keberadaan tempat pembuangan sampah warga yang ada di areal lingkungan sekitar lokasi pendidikan tersebut. Mereka mengeluhkan adanya bau tidak sedap dan tumpukan sampah yang membuat lingkungan kotor serta tidak enak dipandang. Anehnya, kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di lokasi tersebut tak diindahkan hingga makin menumpuk dan berserakan ke jalan.
Menurut seorang tokoh masyarakat Cilamaya Wetan, Aminudin Syafei, keberadaan tempat sampah Desa Mekarmaya yang ada di lingkungan sekolah itu banyak merugikan. Mulai dari polusi udara sampai mengakibatkan saluran air Kalen Tasrip tercemar dan tersumbat. Kondisi ini tentu tidak baik dan harus segera dicarikan solusinya.
“Bau sampah sepanjang hari. Ini sangat mengganggu dan menjadi contoh tidak baik bagi anak sekolah. Padahal Pemkab Karawang saat ini sedang menggalakkan Kebersihan, Ketertiban dan Keindahan (K3). Harus diterapkan bukan hanya jadi slogan doang,” kata Aminudin, Senin (1/8).
Sebagai warga, Aminudin mempertanyakan kebijakan Pemerintah Desa (Pemdes) Mekarmaya dengan keberadaan tempat sampah itu. Karena menurutnya, lahan itu dianggap bukan lokasi ideal untuk dijadikan tempat buang sampah limbah rumah tangga warga. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan akan semakin meluas.
“Dari pada semakin banyak tumpukan sampah, maka lebih baik ditertibkan. Bisa-bisa jadi gunung sampah. Maka pemerintah setempat harus berani mengambil tindakan, jangan diam saja pura-pura tidak tahu dan tidak ngerti. Masa urusan seperti ini saja Bupati yang turun tangan,” kata Ketua lembaga Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Cilamaya Wetan tersebut.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan, kondisi tempat sampah tersebut saat ini sudah makin meluas. Karena, warga sekitar semuanya membuang sampah ke areal itu. Oleh karenanya, Ia meminta agar ada penertiban atas keberadaan tempat sampah dimaksud.
“Yang jadi korban anak sekolah sekitar sini. Masa lingkungan pendidikan dipenuhi tumpukan sampah, sama saja memberikan pembelajaran yang tidak baik,” katanya menegaskan.
Sementara para siswa di lingkungan tersebut merasa risih adanya tempat sampah tersebut. Selain tidak enak dipandang, juga membuat lingkungan sekolah tidak sehat.
“Kalaupun dijadikan tempat sampah, ya harus yang tertib. Bukan seperti itu,sampah berserakan dan dikerubuti lalat. Pokoknya gila alias jijik. (wan)