Rohman Berharap Jadi PNS 20 Tahun Hanya Tenaga Sukarela

CILAMAYA WETAN, Spirit – Rohman (34) salah satu dari sekian banyak petugas pemungut retribusi kendaraan roda empat Dinas Perhubungan (dishub) Kabupaten Karawang. Ia yang bertugas di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) pertigaan Alang-Alang Lanang, jalan Singaperbangsa Desa Sukatani Kecamatan Cilamaya Wetan berharap adanya perhatian serius dari Pemkab setempat. Pasalnya, Ia telah 20 tahun mengabdi sebagai petugas pemungut retribusi namun sampai sekarang statusnya hanya sebagai tenaga sukarela. Padahal, dirinya setiap tahun diminta untuk mengikuti pemberkasan yang konon kabarnya untuk pengajuan menjadi pegawai negeri.
“Dari tahun 1995 kerja sebagai tukang pungut retribusi, tapi tetap saja statusnya tenaga sukarela. Padahal saya berharap ingin diangkat jasi PNS atau tenaga kontrak, supaya punya penghasilan tetap tiap bulan. Bukan mengandalkan uang lebih sisa setoran seperti sekarang ini,” ujar Rohman kepada Spirit Jawa Barat, Kamis (11/8).
Menurut Rohman, untuk mendapatkan penghasilan sebanyak Rp 100 ribu, dirinya harus rela berdiri 24 jam di pinggir jalan memungut retribusi mobil yang melintas. Bahkan, kata dia, tak jarang uang sebanyak itu tidak diperoleh, sementara untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan dua anak, tentu bukan sedikit uang yang harus dikeluarkan.
“Setoran sehari Rp 70 ribu, kalau ingin dapat uang ya harus lembur sampai pagi,paling banyak sisa setoran Rp 100 ribu. Kerja full, tidak ada waktu santai, lengah sedikit mobil lewat tidak ketarik retribusinya. Selama ini tidak ada penghasilan yang diberikan dishub atau pemda, hanya uang sisa setoran. Paling satu taun sekali kalau mau lebaran THR berupa bingkisan. Pakaian seragampun beli sendiri tidak ada bagian, makanya sudah pada lecek kaya gini,” katanya.
Masih menurut Rohman, setoran Rp 70 ribu itu sifatnya wajib tidak ada toleransi. Karena, apabila dirinya tidak kerja, diharuskan tetap setor. Sehingga kata Dia, bekerja disini yang diutamakan itu adalah setoran bukan uang resiko dapur. Terkadang, bila kondisi mobil yang lewat sepi hanya cukup buat setor saja.
“Mau sepi atau rame pokoknya setor 70 ribu. Kalau sakit ya berobat pake uang sendiri. Mendingan kuli, beres kerja dibayar. Kalau disini cari setoran dan uang penghasilan sendiri. Kerjanya digilir dua hari sekali,kalau tidak jaga tidak dapat duit,” katanya menambahkan. (wan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *