CILAMAYA WETAN, Spirit – Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cilamaya tengah menggalakkan program desa siaga. Keberadaan Desa Siaga ditiap dirasa sangat perlu. Karena menjadi salah satu strategi baru dalam pembangunan khususnya dibidang kesehatan.
Menurut Kasubag TU Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan di Sukatani, Saripudin, desa siaga lahir sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan yang tidak kunjung selesai. Berbagai macam persoalan terkait kesehatan masyarakat menjadi landasan lahirnya desa siaga.
“Diantaranya tingginya angka kematian ibu dan anak,serta munculnya kembali jenis penyakit lama seperti tuberkolosis paru,” ujar Saripudin di kantornya kepada Spirit Jawa Barat, Kamis (4/8).
Maraknya jenis penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV atau AIDS dan Flu Burung juga menjadi konsentrasi yang butuh perhatian. Begitu pula dengan penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan problem kesehatan yang kerap muncul di masyarakat.
Hal lain yang menjadi focus dari desa siaga, kata dia, termasuk bencana alam, semisal gunung meletus, gempa bumi, banjir dan tanah longsor. “Maka desa siaga menjadi salah satu bentuk pelayanan kesehatan,dari sebelumnya bersifat sentralistik menjadi partisipatif. Mengacu kepada Kep Menkes RI Nomor 564/MENKES/SK/VI/II/2006 tentang pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga,” katanya.
Dijelaskannya, desa siaga dimaksudkan agar penduduknya memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah, mengatasi berbagai masalah kesehatan secara mandiri. Sehingga, masyarakat diharuskan siaga dalam menghadapi berbagai hal persoalan kesehatan maupun bencana yang muncul ditengah lingkungannya.
“Desa siaga juga merupakan sebuah konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat ditingkat desa. Disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat dalam memelihara kesehatan secara mandiri,” pungkasnya. (wan)