PURWAKARTA, Spirit – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta merasa tidak diperhatikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hal ini tercermin dari besarnya dana bantuan provinsi yang tidak pernah lebih dari Rp.100 Milyar selama lima tahun terakhir. Bahkan menurut data yang dihimpun, pada tahun 2009, Kabupaten dengan nilai APBD terkecil di Jawa Barat ini menerima bantuan hampir nol rupiah. Akan tetapi, dana bantuan provinsi yang “minimalis” itu tidak menjadikan program pembenahan infrastruktur dan pelayanan publik yang dicanangkan oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi tersendat.
Selama ini, Dedi mengaku melakukan maksimalisasi penggunaan APBD Kabupaten untuk mengeksekusi setiap program yang dia canangkan. Bahkan program peningkatan infrastruktur di Purwakarta pun sempat mendapat penilaian terbaik se-Jawa Barat. Penilaian ini berdasarkan perolehan skor tertinggi dalam hasil survei kepuasan publik Jawa Barat oleh PSPK dan PK2S Universitas Padjadjaran beberapa waktu lalu.
“Kendati demikian kami bisa bangun infrastruktur jalan hingga pelosok, jalan lingkar barat Sukasari Purwakarta yang menghubungkan Cianjur, Karawang dan Bogor, termasuk memberi akses jalan pada warga Purwakarta yang terisolir dampak pembangunan Bendungan Ir H Juanda,” ungkap Dedi belum lama ini.
Berdasarkan data Dinas Bina Marga Purwakarta, total panjang jalan di Kabupaten Purwakarta saat ini 727.550 kilometer. Hingga kuartal ketiga 2015, 84 persen jalan atau sepanjang 611.830 kilometer sudah terlapisi aspal dengan komposisi hotmix dan lapen. Sekitar 55.970 kilometer atau sekitar 8 persen jalan menggunakan teknik pengerasan cor beton. Adapun sisanya sepanjang 59.750 kilometer masih berupa jalan batu, kerikil, dan tanah yakni wilayah kecamatan Sukasari. Dari panjang ini, sekitar 44.285 kilometer atau 6 persen dari total panjang jalan kabupaten kondisinya kritis. Akan tetapi Dedi menjamin seluruh pembangunan dan perbaikan jalan tersebut akan selesai dalam beberapa bulan ke depan. “Beberapa bulan lagi selesai, jadi tahun 2016 ini tuntas 100%. Orientasi kami pembangunan infrastruktur jalan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Dedi.
Selain fokus pada pembangunan infrastruktur jalan, dana publik pada APBD Purwakarta pun digulirkan untuk program elektrifikasi. Dalam program ini, Purwakarta sudah berhasil menjadi daerah dengan rasio elektrifikasi tertinggi se-Jawa Barat. “Silakan anda cek, di seluruh Jawa Barat kita (Purwakarta, red) paling tinggi,” terang Dedi.
Sementara itu ditempat yang berbeda, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Sarif Hidayat membenarkan anggapan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi yang menyebut daerahnya dianaktirikan dari segi anggaran oleh Pemprov Jabar. “Memang benar, faktanya begitu. Selama lima tahun terakhir anggaran dari Pemprov Jabar memang selalu kecil,” jelas Sarif.
Ia tidak mengetahui sebab kenapa kucuran dananya selalu kecil. Meskipun, kerap kali ia mendengar ada alasan politis kenapa Purwakarta selalu kebagian dana kecil dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. “Yang ramai diperbincangkan karena ada alasan politis. Tapi kan kita tidak bisa jadikan itu alasan tepat kenapa anggaran Pemprov Jabar ke Purwakarta selalu kecil, lagian ini urusan pemerintahan,” ujarnya.
Namun, DPRD Purwakarta mengapresiasi langkah yang dilakukan bupati yang telah membangun banyak hal di Purwakarta selama delapan tahun memimpin. “Justru dari kacamata anggaran, Pak Bupati ini korbankan segala sesuatunya untuk pembangunan. Jadi, kalau istilah Sunda, maksakkeun kajeun ngorondang (memaksakan meski merangkak). Pada akhirnya, berbagai cara dan kerjasama dengan masyarakat, akhirnya terealisasi,” terang Sarif.
Dicontohkannya, saat ini pemkab membangun jalan tembus hutan membelah gunung menghubungkan kecamatan Sukasari dan Maniis, sekaligus menghubungkan lintas kabupaten. “Itu kan sebetulnya luar biasa. Anggarannya dari APBD Purwakarta, medan jalan pembangunanannya gunung. Harusnya dapat penghargaan dari presiden,” ujar Sarif.
Meski mengapresiasi, DPRD memberikan catatan penting bagi keuangan pemkab Purwakarta. “APBD kita selama lima tahun terakhir belum tembus Rp 2.5 triliun. Harapan kami, ke depan pemerintah bisa meningkatkan lagi pendapatan sehingga APBD Purwakarta bisa lebih besar,” pungkas Sarif. (riz)
Caption: Meskipun tanpa bantuan keuangan dari pemprov Jabar, jalan di pinggiran waduk jatiluhur, Sukasari telah mulus berkat kegigihan mengalokasikan keuangan daerah kabupaten