KARAWANG, Spirit
Perahu eretan tetap menjadi alat transportasi favorite warga untuk menyeberang lintas kabupaten. Perahu eretan yang terletak di Sungai Citarum tersebut menghubungkan Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi.
Ujang (40) warga Desa Bojongtugu Kecamatan Rengasdengklok Karawang mengungkapkan, dirinya sering menggunakan perahu eretan tersebut untuk menyeberang karena memiliki usaha di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi.
Menurut Ujang, lebih baik menyeberang menggunakan perahu eretan karena lebih cepat dan dekat daripada menyeberang melalui jembatan yang lebih jauh. Warga untuk menyebrang melalui jembatan selain menempuh jarak terlalu jauh, juga memakan waktu yang lebih lama. Jembatan terletak di Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat dan di Desa Batujaya Kecamatan Batujaya.
“Yang pasti dengan perahu eretan lebih dekat dan lebih irit,” ungkap Ujang, Senin (15/2).
Sementara itu, Tedi (35) warga Desa Bantarjaya Kecamatan Pebayuran Bekasi menerangkan bahwa dirinya sering menggunakan perahu eretan tersebut untuk menyeberang saat akan belanja dagangan di Pasar Rengasdengklok.
“Tiap hari hampir 2 kali saya menyeberang bolak-balik Pebayuran-Rengasdengklok,” ungkapnya.
Menurut para pengguna perahu eretan, selama ini mereka tidak khawatir dengan bahaya yang akan timbul ketika menyeberang, karena hal tersebut sudah biasa mereka lakukan. Menurut informasi, tarif normal menyebrang untuk sepeda motor dikenakan tarif Rp 2000 dan mobil dikenakan tarif Rp 10 000. Sedangkan untuk musim hujan ketika air Sungai Citarum naik, para pemilik perahu eretan biasanya akan menaikan tarif.
“Motor menjadi Rp 3.000 sekali menyebrang sedangkan mobil jadi Rp 15.000 sekali menyebrangnya mas,” ungkap Entis (50) pemilik perahu.
Alasan Entis (50) menaikan tarif menyebrang apabila hujan dan air Sungai Citarum naik, karena jarak tempuh menjadi jauh akibat badan sngai melebar. Dengan demikian lebih menguras tenaga karena waktu tempuh jadi lebih lama. (cr5))