BEKASI, Spirit – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bekasi dirasa perlu memberikan penjelasan terkait sumbangan. Keresahan masyarakat dengan banyaknya beredar proposal sumbangan untuk pembangunan masjid yang ternyata abal-abal alias bodong. Jaringan hitam dengan berpura-pura mengedarkan permintaan sumbangan tersebut marak terjadi di wilayah Pondok Gede, Jatiasih, Kranggan, Jatisampurna seringkali menjadi lahan basah berkedok sumbangan masjid.
Berbekal surat tugas, proposal, hand phone serta kelengkapan lainnya seperti lembaran list hasil sumbangan menjadi senjata. Kelompok yang mengatasnamakan amal jariyah untuk masjid disinyalir fiktif dan ternyata memang menipu warga . Temuan di lapangan, Latip (23), asal Sukabumi salah satu anggota jaringan Firman sebagai koordinator berhasil diiterogasi untuk mengungkap permasalahan gunung es berhasil ditelusuri Spirit Jawa Barat.
Jadwal yang teroganisir menjadi segala proses pekerjaan permintaan sumbangan fiktif tersebut berhasil mengelabui masyarakat. “Setiap hari saya mulai jalan sekitar jam 07.00 WIB hingga jam empat sore, semuanya berangkat dari rumah kontrakan yang jadi base champ atau tempat kumpul dan menginap,” kata Latip pada Spirit Jawa Barat.
Menurut Latip, area pemilihan tempat minta sumbangan berlaku acak saja. “Terserah kita yang satu regu ada lima sampai sepuluh orang untuk memilih lokasi minta sumbangannya. Masing-masing berbeda tempat dengan masuk dari pintu ke pintu warga,” tutur Latip yang direkrut langsung oleh Fireman dari Sukabumi,
Penghasilan setiap harinya, lanjut Latip diambil oleh koordinator setiap jam 13.00 WIB. “Nanti saya dihubungi lewat HP, ditanya posisi dimana dan besaran uang yang didapatkan sampai jam satu siang. Biasanya saat itu saya sudah kantongi sekitar Rp 250 ribu – Rp 300 ribu lalu saya setorkan koordinator Rp 150 ribu. Saya dikasih Rp 50 ribu buat makan dan rokok. Tapi sebelumnya saya sudah kuntit dulu tapi koordinator tidak tau,” jelas Latip.
Terkait dengan sumbangan masjid, Latip mengatakan semuanya menipu. “Karena itu hanya pura-pura untuk masjid saja padahal tidak. Uangnya untuk koordinator nanti ada bos dan juga aparat yang ikutan,” lanjut Latip. Bahkan sempat dirinya memberikan peta lokasi rumah kontrakan di sekitar Gang Bungur tepatnya RT 09 RW 06.
Sayangnya penelusuran Spirit Jawa Barat diakhiri dengan kaburnya anggota jaringan sumbangan dari rumah kontrakan. Lokasi yang sudah diendus kebenarannya tersebut sontak dikabarkan kosong mendadak. Mereka membakar semua barang bukti di kamar mandi dengan tujuan menghilangkan jejak. Bahkan ditemukan obat-obatan terlarang mengarah pada narkoba di tempat kontrakan yang telah dihuni selama empat tahun itu. (kos)