RENGASDENGKLOK, Spirit
Paska surutnya luapan Kali Citarum, para pemilik dan pengelola perahu eretan di wilayah Rengasdengklok dan sekitarnya, mulai beroperasi kembali. “Kemarin kami tidak bisa beroperasi karena aliran dan permukaan air sedang tinggi dan luber pak, sekarang sih lumayan sudah turun lagi, sehingga kami bisa kembali beroperasi, kasian yang mau menyeberang harus muter arah kalau mau berbelanja,” ungkap seorang pemilik usaha penyeberangan, Acang, Minggu (24/04).
Pengelola perahu eretan selama dua hari tidak bisa melakukan aktivitas pekerjaannya karena baik permukaan maupun debit Kali Citarum yang tinggi. Jika dipaksakan, tentunya akan membahayakan penumpang. Selain karena kondisi Kali Citarum yang tinggi, adanya larangan pengoperasian perahu eretan dari pihak kepolisian dan pemerintah setempat membuat pemilik harus meliburkan aktifitasnya.
Menurut pegakuan Acang, sejak mulai beroperasi kembali, perahu eretannya kembali ramai digunakan warga dua kabupaten, yakni Karawang dan Bekasi untuk melakukan aktivitas ekonominya.
Dalam keadaan normal setiap harinya, aku Acang, dirinya bisa mengumpulkan penghasilan rata-rata Rp 500 ribu. Sementara ketika air pasang penghasilannya bisa meningkat, karena kebanyakan penyeberang memberi tips lebih karena jarak untuk menyeberang lebih jauh.
Adapun tarif normalnya, kata dia, setiap pengendara motor biasanya memberi Rp 2.000 untuk sekali menyeberang, sementara ketika air pasang, sampai Rp 3.000.
Sementara Kapolsek Rengasdengklok, Agus Suwarsono mengaku telah melakukan larangan pengoperasian perahu eretan, karena adanya laporan dari pihak pengairan terkait meningkatnya volume air Kali Citarum. “Untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi, lebih baik kita melakukan penjagaan dengan melarang beroperasi perahu eretan tersebut, dan sekarang sudah bisa dioperasikan lagi kerean debit air sudah berkurang,” pungkasnya. (yay)