KUTAWALUYA, Spirit – Kondisi cuaca buruk kerap menjadi kambing hitam dari perencanaan yang tidak matang suatu pekerjaan, kendati ada konsultan yang mendampingi agar hasil pekerjaan menjadi baik. Hal itu seperti yang terjadi pada pembangunan gedung kantor kecamatan Kutawaluya dengan dana APBD sebesar Rp 1,2 milyar lebih oleh CV. Reka Karya Mandiri, yang roboh pada bagian kanopi depan bangunan tanpa sebab yang jelas. Pantauan Spirit Jawa Barat di lokasi, peristiwa terjadi pada saat menjelang sore sekitar pukul 15.45 WIB. Rabu (9/11).
Sontak kejadian ini membuat para pekerja di lingkungan kantor kecamatan kutawaluya dan para pekerja bangunan serta sejumlah pengguna jalan yang melintas di depan kantor kecamatan panik dan kaget. Beruntung dalam kejadian tidak terdapat korban jiwa, di karenakan para pekerja sedang berada di dalam bangunan proyek.
Saksi mata Dani (40) salah seorang sukwan lingkungan kantor kecamatan kutawaluya, yang masih berada di lokasi saat terjadinya peristiwa mengatakan bahwasanya bagian kanopi depan bangunan roboh saat dirinya berada di dalam rumah dinas camat yang digunakan sebagai kantor sementara selama kantor kecamatan sedang dibangun.
“Saya di kagetkan oleh suara besar seperti benda jatuh, segera saya keluar dari rumah dinas camat dan mendapati bagian depan bangunan sudah roboh,” ujarnya.
Dilain kesempatan Maman S, pengawas dari Dinas Cipta Karya, belum bisa memberikan keterangan apapun, “Saya belum bertemu dengan konsultan proyek ini, jadi saya belum bisa kasih keterangan. Makanya saya kesini (lokasi bangunan-red) mau ketemu dengan konsultannya, eh malah ngga ada di lokasi konsultannya,” katanya.
Sementara itu, Plt Camat Kutawaluya, Asep Wahyu Suherman, saat dimintai keterangan mengatakan agak kaget mendengar bangunan kantor kecamatan roboh, bahkan saat itu dirinya langsung melihat ke lokasi.
“Kejadian tersebut masih dalam tanggung jawab pelaksana atau pemborong, kabar robohnya pun saya dapat informasi dari Sekcam, dan tidak sampai ada korban,” pungkasnya.(red)
Sebelumnya, Ketua Angkatan Muda Indonesia Bersatu (AMIB) distrik Kutawaluya, Dawami sudah memprediksikan akan terjadinya hal itu. Pasalnya menurut dia beberapa waktu lalu ia beserta anggotanya mendatangi kegiatan proyek pembangunan kantor kecamatan kutawaluya untuk mengontrol jalannya pembangunan. “Beberapa waktu lalu sebelum kejadian robohnya bangunan kami datang ke proyek dengan maksud ingin mengontrol jalannya proyek yang sudah mencapai kira-kira 40%,” terangnya kepada Spirit Jabar saat ditemui di sekretariatnya di Sindangsari.
Ketika melihat kondisi pembangunan lanjut dia banyak didapati indikasi-indikasi yang memungkinkan terjadinya bangunan ambrol. “Kami menduga bahwa terjadi robohnya bangunan terindikasi oleh bahan-bahan material yang digunakan tidak sesuai dengan standar yang seharusnya, seperti rancangan besi untuk beton tiang-tiang itu memakai ukuran 12 dan 10 serta ring yang digunakan berukuran 8,” terangnya.
Kemudian lanjut dia setelah beberapa hari pihaknya kembali datang melihat perkembangan pembangunan tiang-tiang sudah berdiri namun melihat kondisi corannya seperti yang kurang semen dan asal-asalan, “Sedikit kami paham terkait kontruksi bangunan, coran nampak pucat bila tersenggol mudah mengelupas seperti yang kurang campuran semen,” kata dia. (ist,bal)