Kisah  Bayi  Tanpa Lubang Anus  yang Sempat Ditolak RSUD

KARAWANG, Spirit

BERBEDA dengan bayi pada umumnya yang memiliki sebuah lubang anus. Sebuah lubang yang diperuntukan manusia baik dewasa, anak-anak, maupun bayi mengeluarkan kotoran hasil asupan makanan, Iis Nurmalasari bayi yang belum genap berusia satu bulan, putri dari pasangan suami-istri Sutinah dan Masna Zainal , seorang keluarga asal Dusun Sentul RT 04 RW 02 Desa Cikampek Selatan Kecamatan Cikampek, justru terlahir tania lubang anus.

Wajah gembira Sutinah ketika melihat tangisan pertama anaknya di dunia seketika buyar ketika mengetahui tangisan pertama putri cantiknya merupakan tangisan kesakitan karena tidak mempunyai lubang anus di pantat mungilnya.

Kejadiaan pahit yang pasti Akan dirasakan oleh semua ibu di dunia manapun ketika mengetahui anaknya tidak mempunyai lubang anus. Pada usia Iis ke tiga hari, Sutinah Dan Masna Zainal sempat melarikan putri lucunya ke RSUD Karawang, berharap mendapatkan penanganan Dan perawatan yang layak. Namun lagi-lagi bagai sebuah istilah sudah jatuh, lalu tertimpa tangga, pił pahit kembali harus menjagur hati Sutinah dan suaminya, RSUD Karawang menolaknya dengan alasan kamar penuh.

“Pada waktu umur ke 3 hari, saya bersama keluarga męmbawanya kesini. Tapi kamar penuh, akhirnya saya pulang lagi,” kata Sutinah di RSUD Karawang kepada Wartawan, Senin (22/8).

Siang dan malam terus dilalui Sutianah dan Masna Zainal diiringi tangis putrinya. Namun, tidak seperti tangisan bayi pada umumnya yang diakibatkan gigitan nyumuk, maupun tangisan meminta air ASI, namun sebuah tangisan yang menahan kesakitannya. Kesakitan yang tidak jauh berbeda, dengan yang dirasakan Sutinah dan Masna, melihat anaknya terus berisak, menangis. Namun, meskipun demikian, asupan ASI terus diberikan oleh Sutinah, diluar dugaannya, Iis yang tidak mempunyai lubang anus, tempat untuk bayi tersebut, membuang sisa pencernaan ASInya, membuat perut bayi lucu tersebut kembung,dan pantat bayi lucu tersebut, terlihat memar-memar.

“Tiap malem sampai pagi nangis terus, sekarang memar-memar,” kata Sutinah yang tak kuasa menahan rasa sedihya.

Senin, (22/8) kemarin, tepat di usia ke 23 hari putri lucunya, Sutinah bersama Masna Zainal, kembali męmbawanya ke RSUD Karawang. Hasilnya sedikit mengobati kelaraan hati Sutinah, Iis diterima pijak RSUD Karawang, dan langsung dibawa ke dałam ruangan bayi ‘Neonatus’. Sangat disayangkan, namun dokter di RSUD tidak langsung menanganinya, Iis dibiarkan tidur di kasur rawat menunggu dokter datang menangani dan mendiagnosisnya.
Masna berharap, anaknya bisa sembuh, tersenyum, dan tentunya menangis meminta ASI, bukan menangis menahan sakit. Karena bagaimanapun, Iis merupakan anugerah dari tuhan, yang Sutinah dan Masna rawat, dan penuh harap, Iis bisa tumbuh besar, sehat Dan ikut memberi manfaat bagi keluarga dan negaranya.

“Katanya mau dioperasi. Saya harap anak saya bisa sembuh. Seperti bayi-bayi lain, kasian,” kata Masna. (Mahesa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *