KH Aceng Zakaria: Peta Perjalanan Hidup Manusia

 

PADA kesempatan ini mari kita membaca peta perjalanan hidup kita. Peta ini barangkali jarang kita baca. Sedang di mana, mau ke mana, bawa apa, tugas apa? Hal-hal tersebut mungkin jarang kita pertanyakan.

Manusia pasti akan menjalani mati dua kali dan hidup dua kali. Ada yang berkeyakinan hidup satu kali dan mati pun satu kali saja. Pandangan ini salah. Menurut Al-Quran, manusia pasti mengalami mati dua kali dan hidup dua kali. Prosesnya: mati-hidup-mati-hidup. Orang kafir hanya percaya satu kali hidup dan satu kali mati.

Al-Quran menggugah kita. di surat Al-Baqarah dinyatakan: “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu di kembalikan?” (QS 2: 28)

Mana mati yang pertama? Mati yang pertama adalah sejak dalam kandungan ibu sampai usia empat bulan, sebelum ditiupkan ruh. Itulah mati yang pertama. Usia empat bulan ditiupkan ruh, lalu manusia pun menjadi hidup. Itulah antara lain peta perjalanan hidup manusia yang hakiki.

Ada juga yang menggambarkan peta hidup manusia itu seperti seseorang yang dikejar harimau. Saat dikejar harimau di hutan belantara, seseorang berlari dan memanjat pohon. Dia pun selamat dari terkaman harimau.

Orang itu diam di atas pohon dan harimau tidak bisa memanjat pohon. Tapi ternyata si harimau menunggu di bawah pohon itu, tidak mau pergi, tidak mau menjauh. Manusia itu tetap tenang tinggal di atas batang pohon. Tapi, batang pohon itu ternyata digerogoti tikus. Ada tikus putih, ada tikus hitam.

Tikus-tikus itu terus menggerogoti batang tempat orang itu tinggal. Mereka tidak bisa diusir. Karena terus digerogoti, maka batang itu pun hampir habis, sedikit lagi hampir roboh. Dan kalau batang pohon roboh, orang itu jatuh, dan harimau sudah siap menunggu.

Apa maksud dari tamsil itu? Harimau itu alam kubur. Di kota di desa, di mana pun, alam kubur siap menunggu. Batang pohon yang menjadi tempat tinggal itu apa? Itulah umur. Umur pada hakikatnya tidak bertambah, tapi justru berkurang terus. Setiap orang sudah punya jatah umurnya masing-masing, ada yang tujuh puluh tahun, enam puluh tahun, dan seterusnya. Sudah dijatah. Umur itu setiap hari digerogoti dengan siang dan malam. Apakah itu siang dan malam dalam tamsil tadi? Itulah tikus putih tikus hitam.

Mengapa kadang manusia terlena bahkan lupa bahwa batang pohon itu akan roboh dan alam kubur sudah menunggu? Sebab di atas batang pohon ada sarang tawon yang madunya jatuh. Setiap madunya jatuh, dia meminumnya dengan penuh suka cita. Terus menerus sampai dia lupa bahwa batang pohon hampir habis. Apa madu itu? itulah kehidupan dunia: harta yang melimpah.

Selanjutnya, kita harus mempertanyakan: hidup yang sekarang di dunia ini, apakah masa menanam atau masa panen? Bagi kita orang Islam, hidup di dunia adalah masa menanam. Masa menanam iman dan amal saleh. Untuk kita petik hasilnya di hari akhir nanti. Kata orang kafir sekarang ini ialah masa panen. Pantas mereka serakah, tidak mau tahu halal dan haram. Bagi orang Islam, justru nasib di hari akhir nanti tergantung sebanyak apa tanaman amal saleh yang telah kita tanam.

Di zaman Nabi, ada sepuluh orang sahabat yang sudah dinyatakan ahli surga. Dengan kata lain, masih hidup sudah dapat “KTP” surga. Di antaranya Sayidina Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Merka sudah dinyatakan ahli surga saat masih di dunia. Mengapa? Karena begitu subur tanaman amal salehnya. Tapi ada juga yang semasa hidupnya sudah dinyatakan akan masuk neraka. Dia adalah Abu Lahab.

Ada yang masuk surga tanpa dihisab. Begitu datang dia langsung dipersilakan masuk tanpa diperiksa. Ada juga yang harus diperiksa dulu. Ternyata hasil perbandingannya 80:20, amal saleh 80 dan amal salah 20. Kata malaikat, “Silakan, Allah memaafkan kesalahanmu karena lebih berat timbangan kebaikan.”

Ada juga yang 50:50. Amal saleh punya 50, tapi amal salah juga sama 50. Mereka calon surga atau calon neraka? Tidak dua-duanya. Mereka tidak disiksa dan tidak juga diganjar. Mereka disuruh menunggu dulu; tertahan di Al-‘Araf. Di Al-Quran ada surat Al-‘Araf. Al-‘Araf artinya benteng antara surga dan neraka.

Bagi mereka yang sama timbangan kebaikan dan kesalahannya, mereka tertahan dulu di Al-‘Araf. Kepada mereka sehari diperlihatkan: inilah neraka dan siksaannya. Dan mereka pun menjadi takut sekali. Besoknya diperlihatkan surga dan kemewahannya. Mereka pun bertanya-tanya di manakah kelak tempat mereka sesungguhnya. Bertahun-tahun mereka pun hanya bisa menunggu di sana.

Tapi bagaimanapun Rasulullah berjanji: akan keluar dari neraka yang di hatinya ada iman walau sebesar biji sawi saja; tapi setelah mendekam berapa puluh berapa ratus tahun di neraka. Buktinya, ada seorang penghuni neraka yang berdoa dan berdoa terus. Doanya, “Ya Allah, keluarkan saya dari neraka. Saya tidak kuat disiksa terus seperti ini.” Dosanya pun ternyata telah habis. Sebelum diangkat, Allah bertanya dulu, “Adakah permintaan kamu lebih dari itu?” Jawabnya, “Tidak ya Allah. Asal keluarkan saja saya dari neraka. Saya tidak ingin apa-apa.”

Akhirnya, dia pun diangkat dari neraka. Dia pun bebas dari siksaan dan penderitaan. Lama-lama, dia berdoa lagi, “Ya Allah, jangan cuma ceritanya saja tentang surga itu. Berikanlah kesempatan bagiku untuk melihat surga. Cukup melihat saja.” Allah pun bertanya kembali, “Ada lagi permintaan lebih dari itu?” Jawabnya, “Tidak ya Allah.” Dan doa itu pun dikabulkan. Diperlihatkan kepada dia surga dari dekat.

Lalu dia berdoa lagi, “Ya Allah, jangan kepalang tanggung. Masukkan saja saya ke surga.” Akhirnya, dia dimasukkan juga ke surga. Tapi di keningnya ditulisi: “mantan neraka.” Wallahualam berapa puluh tahun tulisan di kening itu akan dihapus oleh Allah.

Tapi ternyata ada juga yang harus tinggal di neraka kekal selamanya. Kekal berarti tiada ujungnya. Abadi. Itulah manusia yang paling merugi. Oleh karena itu, Allah berpesan: “Jaga dirimu dan keluargamu dari sentuhan api neraka.” Wallahualam bishawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *