CILAMAYA WETAN, Spirit – Beberapa sekolah di Kecamatan Cilamaya Wetan menuding keberadaan profesi wartawan kerap merugikan pihak sekolah. Pasalnya, diantara banyaknya wartawan, ada oknum yang sengaja mengatasnamakan wartawan melakukan pemerasan di sekolah. Berdalih melakuikan investigasi terkait keberadaan sekolah dan program-programnya, ternyata oknum tersebut ujung-ujungnya meminta sejumlah uang ke pihak sekolah. Hal itu sebagaimana yang kerap terjadi di SMAN 1 Cilamaya.
Menurut salah seorang guru, Puad mengatakan pihak sekolah sering kedatangan tamu yang konon mengaku wartawan dari salah satu surat kabar. Kedatangannya, kata dia, menanyakan keberadaan kepala sekolah yang saat itu sedang ada keperluan ke dinas. Namun, kemudian mereka menanyakan perihal program-program sekolah yang sedang dilaksanakan.
“Tadi pagi ada wartawan datang ke sekolah lima orang menggunakan mobil. Yang mereka tanya langsung kepala sekolah, modusnya menanyakan program-program sekolah tapi ujung-ujungnya minta duit sampe tiga juta pake maksa lagi,” katanya kepada Spirit Jawa Barat disekolah, Senin (3/10).
Dikatakannya, tindakan tersebut selain membuat kaget pihak sekolah juga telah mencederai citra wartawan. Tentunya, kata Puad, pihak sekolah menyayangkan atas tindakan oknum wartawan yang sudah membuat resah sekolah.
Padahal bila memang hendak menjalankan tugas selaku kontrol sosial, seharusnya tugas tersebut dilakukan dengan baik dan beretika sehingga pihak sekolahpun tidak merasa jengkel. “Kami sempat kaget saat mendengar permintaannya. Sudah dikasih tiga ratus minta tambah, ditambah dua ratus masih minta tambah juga, sampai satu juta, maksudnya apa saya tidak ngerti. Kaya pemerasan saja,” katanya.
Masih kata Puad, kejadian itu tentunya bisa memperburuk hubungan antara wartawan dengan dunia pendidikan. Wartawan yang seharusnya menjadi mitra bagi sekolah, malah menjadi sosok yang menakutkan.
Untuk itu, ia berharap agar ada tindakan preventip dari organisasi yang menaungi wartawan, termasuk harus selektif dalam menerima calon wartawan. “Oknum itu sebetulnya wartawan apa. Saya tidak mengerti dan tidak habis pikir dengan pola-pola yang mereka kerjakan. Kalau mau jadi kontrol jadi kontrollah sesuai aturan. Bisanya hanya memanfaatkan situasi, ujungnya duit,” katanya menambahkan. (wan)