KOTA BEKASI, Spirit
Pekerja Hotel dan Panti Pijat Alexis ternyata beberapa berasal dari Kota Bekasi. Paska ditutupnya Hotel dan Panti Pijat para “alumni” Alexis mulai resah. Para pekerja Alexis asal Bekasi menyatakan kebingungannya terkait penutupan sumber periuk nasinya.
Desideria salah satu alumni ALexis warga Bekasi sepertinya masih belum percaya apa yang terjadi.
“Kalau toh dianggap tempat yang nggak benar — sarang prostitusi atau stempel apa pun silakan saja. Proses yang tiba-tiba seperti ini membuat saya panik juga kawan-kawan lainnya yang memang cari duit di Alexis, tiba-tiba oleh Pemda DKI Jakarta ditutup. Mereka puas dengan penutupan dapur kita-kita. Langsung rasanya berdiri tak ada tulang –Anda Puas, saya lemas,” kata Desideria mengumpamakan kondisi dirinya dan kawan-kawan kepada Spirit Jawa Barat, Rabu (01/11).
Terkait dengan image Alexis lanjut Desideria, memang dirinya sudah dengar lama. “Bahkan pekerja asing Uzbekistan, Tiongkok, memang ada seperti yang dikatakan oleh Gubernur Anies Baswedan. Mereka-mereka pekerja asing sudah menang banyak –Visa pekerja asing saja bisa diubah-ubah jadi kunjungan dan itu dilakukan pihak Manajemen Alexis. Sekarang kita-kita panik, kalau mau kerja di pabrik kawasan industri kita cari rekomendasi biar diterima,” tandas Desi yang tinggal di Bekasi Barat.
Sementara Lina Novita SH divisi Legal Alexis, menyatakan bahwa keputusan untuk menghentikan operasional hotel dan griya pijatnya sebagai bentuk ketaatannya. “Langkah tersebut kami ambil untuk menunjukkan bahwa pihak kami taat aturan,” jelas Lina Novita.
Menejemen Alexis menghargai surat keputusan yang telah dikeluarkan oleh Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan atas dasar surat tersebut, Lina mengatakan operasional Alexis dihentikan. (kos)