JATISARI, Spirit
Warga menanam pohon pisang di lubang jalan yang menganga, sebagai bentuk kekecewaan lambannya tindakan pemerintah melakukan perbaikan jalan Jatirsari – Cilamaya tersebut. Akibatnya, tidak sedikit warga pengguna jalan menjadi korban kecelakaan akibat kondisi jalan yang berlubang.
Okab (35) warga Rt 02/03 Kampung Karang Anyar Dusun II Desa Jatiragas penjual Pecel Lele. Dia mengatakan warga ramai-ramai menyimpan pohon pisan di tengah jalan yang berlobang, agar pengendara yang melintas bisa berhati-hati.
“Sengaja warga memasang pohon pisan sebagai tanda rambu lalulintas. Sebab jalan aspal itu berlobang besar membahayakan para pengguna jalan,”ujarnya
Selain itu, kata dia, penanaman pohon pisang dilakukan sebagai bentuk protes kepada Pemerintah,agar segera memperhatikan kesalamatan di jalan raya. Pasalnya, kondisi jalan rusak dan berlobang itu sudah lama, namun belum ada tindakan dari pihak Dinas terkait unuk segera bertindak.
“Ini kondisi darurat, segera perbaiki jalan, kenapa pihak terkait diam saja. Selamatkan nyawa manusia pengguna jalan raya,”cetusnya.
Sementara,Dedeh (30) warga RT02/04 Dusun 1 Desa Jatiragas, menambahkan, kecelakaan akibat jalan rusak itu kerap terjadi pada malam hari. Menurutnya, jika dibiarkan seperti kondisi sekarang akan menambah korban kecelakaan lalu lintas lebih banyak lagi.
“Pemkab Karawang melalui dinas terkait harus turun langsung perbaiki jalan. Sudah banyak korban lalin. Masa mau didiamkan sampai berapa lama jalan rusak,” ujarnya
Kepala Desa Jatiragas, Dedi Sudrajat membenarkan bahwa akibat banyaknya ruas jalan yang berlubang, seringkali pengendara motor mengalami kecelakaan. Dia meminta kepada dinas terkait supaya segera melakukan perbaikan.
“Kemarin saja ada mobil truk pengangkut beras raskin terguling dijalur ini. Mobil tersebut patah as rodanya. Wajar jika masyarakat protes menama pisang ditengah jalan. Karena yang merasakan bahaya jalan rusak itu para pengguna jalan dan masyarakat sekitar,” ungkapnya, Kamis(28/4). (cr1)