KARAWANG, Spirit
Merasa telah ditipu puluhan warga dari berbagai tempat asal mendatangi Kantor Desa Mulyajaya Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Kamis (11/02). Maksud kedatangan warga menuntut menuntut dikembalikannya uang diduga pelicin untuk masuk bekerja di salah satu perusahaan.
Salah seorang korban, Suparman (45) warga asal Dusun Balongsari II RT 02 RW 04 Desa Malangsari Kecamatan Pedes Karawang, mengatakan, dirinya mendatangi kantor Desa untuk menuntut sejumlah uang kepada dikembalikan.
“Saya kesini hanya menuntut uang saya dikembalikan, tidak apa-apa anak saya tidak diterima kerja juga,” ungkapnya, Kepada Spirit Karawang, Kamis (11/2).
Suparman mengaku telah membayar Rp 4 juta sebagai syarat memasukan anaknya bekerja di PT Miwon pada bulan Desember 2015. Akan tetapi sampai saat ini anaknya belum diterima kerja di PT tersebut. Menurutnya surat panggilan dari PT Miwon tersebut sempat diterimanya namun ketika anaknya mendatangi PT Miwon ternyata nama anaknya tidak tercantum di daftar penerimaan yang ada di perusahaan tersebut.
“Surat panggilan tersebut palsu dan sengaja dibuat untuk menipu saya dan korban yang lainnya seolah-olah ada panggilan,” kesalnya.
Suparman dan warga yang merasa dirugikan, mendatangi kantor Desa sesuai dengan arahan seseorang yang bernama Dede (30) warga Dusun Tegalasem Desa Kertasari,Kecamatan Rengasdengklok. Nama Dede disebut sebagai orang yang menampung setoran uang diduga pelicin dari warga.
“Saya disuruh kesini sama Dede, jadi saya kesini (Kantor Desa Mulyajaya). Saya dan yang lain merasa tertipu,” katanya.
Saat dikonfirmasi, Dede, yang kebetulan berada Kantor Desa, membenarkan dirinya telah menerima sejumlah uang tersebut dari Suparman dan yang lainnya. Namun, ia berkelit uang tersebut sudah langsung disetorkan ke atasannya, yang diketahui bernama Jenal Abidin warga Kertalaya, dan Ali Sadikin warga Gemblongan,Kecamatan Banyusari.
“Iya sih pak yang menerima uang dan tanda tangan di kwitansi adalah saya, tapi saya langsung menyerahkannya ke Jenal,” diakui Dede.
Sementara , Endang Kades Mulyajaya, menyatakan, pihaknya sengaja mengundang para korban untuk melakukan mediasi dan memberikan jalan keluar terkait masalah yang terjadi. Menurutnya, warga dan Dede disebut sebagai korban dari dua orang, bernama Jenal dan Ali, yang hingga saat ini belum diketahui keberadaan maupun identitas resminya.
‘Bagaimanapun Dede juga merupakan korban, kita harus mencari dalangnya,” kata Endang.(cr5)