HIPMI Jangan Hanya Jadi Jago Kandang

KARAWANG, Spirit

Staf Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Kabinet Kerja, Bambang Sutrisno, meminta pengusaha-pengsaha muda yang ada di Karawang agar tidak menjadi jago kandang dengan berani berekspansi ke pasar luar khususnya di Asean.

“Kita ini adalah pioneer di Asean, bukan kita yang meminta pasar kepada mereka, tapi mereka yang harusnya minta kepada kita,” ujarnya di hadapan para pengusaha-pengusaha muda Karawang saat pelantikan badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Kabupaten karawang di Brits Hotels, Komplek Grand Taruma, Sabtu (12/3).

Menurut pria yang memulai karir dari dunia bisnis konsultan management ini, Asean yang sudah berdiri dari tahun 1967, dalam konteks pasar MEA (masyarakat Ekonomi Asean), sudah dimulai sejak tahun 1992 melalui Asean Free Trade Area (AFTA). Hal itu membuat aliran barang ekspor-impor, jasa, dan investasi sudah saling merambah di masing-masing Negara anggota sean sejak 1992. “Kita tidak usah takut dengan Singapura. Kalau kata orang Karawang, kita kencingin aja banjir,” candanya.

Bambang pun memaparkan, tenaga kerja profesional negara-negra anggota MEA justru masih tertinggal satu langkah oleh tenaga kerja profesional dari Indonesia. Terutama, kata dia,  dalam hal technical yang dinilainya masih lebih kuat dan pintar dibanding tenaga kerja profesional di negara-negara Asean lainnya. Hanya saja, kata dia, kendala terbesar para tenaga profesional Indonesia ada pada kemampuan berbahasa dan soft skill. Sehingga, menurutnya perlu untuk lebih ditingkatkan lagi. “Kalau masalah technical Indonesia jago-jago dan pintar-pintar,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat, Jodi Janitra menyatakan hal yang sama.

Menurutnya, saat ini memang sudah seharusnya para pengusaha apalagi yang berusia muda untuk berani berekspansi ke pasar luar negeri, dan menyerahkan kendali pasar dalam negri kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (PUMKM).

“Yang jelas pengusaha mikro jago kandang, yang pengusaha gede jangan sampai ikut jadi jago kandang,” ujarnya. (cr3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *