Harga Cabai Makin Pedas, Pemerintah Harus Waspada

JAKARTA, Spirit – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan harga pangan pada periode Oktober 2016, kecuali cabai. Pemerintah sudah seharusnya mulai waspada tentang harga cabai yang terus merangkak naik.
“Meskipun bahan makanan deflasi perlu mendapat perhatian adalah cabai merah yang harganya merangkak naik,” ungkap Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (1/11).
Cabai memberikan peran yang cukup besar terhadap inflasi. Bobot inflasi cabai merah adalah 0,7%, sedangkan cabai rawit memiliki bobot sebesar 0,25%. Untuk itu sangat perlu diantisipasi oleh pemerintah.
“Kalau bobotnya cabai merah 0,7%. Gede. Karena di setiap rumah pasti ada cabai. Kalo cabai rawit 0,25%,” jelas Samito Hadi Wibowo, Deputi Distribusi, Statistik dan Jasa BPS pada kesempatan yang sama.
Kenaikan harga cabai merah memang dipengaruhi oleh cuaca. Curah hujan yang tinggi membuat produksi cabai merah turun drastis.
“Kayak sekarang kan pancaroba, kita lagi memasuki musim hujan. Cabai itu kan bunganya kalau sudah masuk musim hujan nggak bisa tumbuh dengan baik karena banyak air dan rontok. Sehingga suplainya terganggu,” paparnya.
Kenaikan harga cabai merah terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini dikarenakan cabai menjadi kebutuhan bagi hampir seluruh masyarakat.
“Jadi kenaikan ini saya lihat d semua wilayah. Yan bikin naik juga saya kira ini Restoran padang itu biasanya pakai sambal hijau, sekarang sambalnya ditambahin ada merah juga. Yang banyak sambel merahnya, sudah nggak terlalu pedes, dan kita makannya jadi banyak,” papar Sasmito.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *