KOTA BEKASI, Spirit
Desain konstruksi bangunan gerbang sangat berbahaya dan rentan ambruk di jalur Pintu Tol Bekasi Timur terus dipaksa berdiri. Konstruksi itu kini dirubah kembali akibat besi penopangnya melengkung . Bangunan yang sama sekali tak ada tumpuan kuat itu membahayakan bahkan mengancam jiwa manusia. Aapalgi lama waktu pengerjaannya pun tidak jelas sama sekali. Bahkan, papan proyek pembangunan sama sekali tak nampak termasuk besaran anggarannya, sehingga mengesankan sebagai proyek siluman yang serba tertutup dan buang-buang anggaran.
Rupanya kasus ambruknya baliho di Kecamatan Medansatria Kota Bekasi beberapa waktu lalu yang makan korban warga Kota Bekasi luka parah tidak bisa dijadikan pelajaran. Terbukti dengan bangunan semacam landmark untuk pintu gerbang itu diragukan kekuatannya dan tinggal menunggu ambruk saja.
Informasi dari salah seorang pekerja di lokasi Bambu Tugu Patriotik –istilah yang dipakai tukang –, Asep, pekerja yang lainnya sedang mengerjakan bongkar pasang gerbang itu.
“Pengawas jarang hadir. Selama ini, pengawas hanya malam hari datang. Ini proyek Pekerjaan Umum (dulu Bimarta, red). Kebetulan saya baru 2 hari kerja sama teman saya,” kata Asep pada Spirit Jawa Barat Selasa (4/4).
Asep mengatakan pengawas pekerjaan bangunan tersebut hanya satu orang. “Pekerjaan diawasi oleh Bang Tri. Dia bilang dari PU sebagai penanggungjawab sekaligus yang memberikan pengarahan apa yang harus dikerjakan,” terang Asep. Bahkan dirinya sering merasa bingung akibat arahan yang kurang jelas.
Terkait gambar kerja, Asep dengan tegas mengatakan tidak memilikinya. “Selama ini pekerjaan ini awalnya orang lain yang mengerjakan. Kita hanya melanjutkan saja konstruksi bukan kita yang merancang. Tapi untuk desain kita juga tidak memiliki,” papar Asep.
Desain dengan realisasinya tanpa tiang penyangga sama sekali sehingga yang terjadi konstruksi bangunan itu melengkung yang sangat membahayakan jika sampai roboh atau ambruk. “Pastinya membahayakan pengguna jalan apalagi jalur di sini sangat padat. Jika roboh berbahaya makanya sekarang ditambah penyangga dengan harapan konstruksi bisa kuat,” tandas Asep.
Pantauan Spirit Jawa Barat konstruksi terkesan tidak ada kekuatan. Pondasi yang menjadi andalan hanyalah tugu Bambu Runcing yang secara logika sama sekali tidak kokoh. Konstruksi melengkung itu membuat bangunan rentan roboh sehingga membahayakan pengguna jalan Joyo Martono yang sangat padat.
Memahami hal itu, hingga kini pembangunan Gerbang Tugu Bambu di Bekasi Timur terus diperbaiki. Apresiasi di lapangan telah dicoba penyangga konstruksi di tengah namun tetap rapuh dan masih saja melengkung. Kini upaya lain dilakukan dengan memaksakan memberi penyangga yang tak bisa menjamin kekuatan konstruksinya bahkan membahayakan para pengguna jalan jika roboh. (kos)