Dedi Mulyadi Bantu Biayai Bayi Mikrosefalus

PURWAKARTA, Spirit – Rasa tenang terlihat dari wajah Desye Nur Aida (24), ibu dari Fatimah, balita berusia 18 bulan yang menderita penyakit Mikrosefalus. Desye yang awalnya sempat bingung saat ingin membawa Fatimah berobat. Pasalnya, Desye bersama suaminya, Yadi Nugraha (27) tidak memiliki uang untuk membayar biaya perawatan.

“Suami saya belum memiliki kerja yang tetap pak, jadi tidak punya uang saat ini. Memang kami sudah masuk BPJS, tapi sudah beberapa bulan ini kami tidak membayar iurannya,” ujar Desye kepada awak media kemarin Jumat (21/10).

Saat dikonfirmasi tentang isu penolakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta, Desye mengklarifikasinya.

Menurut Desye, akhir  tahun 2015 lalu memang dirinya pernah mendatangi Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta. Namun karena keterbatasan alat kesehatan yang tersedia, dirinya disarankan untuk membawa anaknya tersebut berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. “Saat itu bukan ditolak, tapi saya disarankan untuk berobat ke RSHS karena di RSBA tidak ada peralatan untuk menunjang pengobatan anak saya. Sekarang Alhamdulillah didampingi langsung Pak Bupati, saya bisa mengobati anak saya,” ungkap Desye.

Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan selama ini pihaknya melalui instansi RSUD Bayu Asih memiliki skema khusus dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan di daerah yang dia pimpin selama hampir 10 tahun ini. Hal ini diungkapkan Dedi saat ditemui di rumah dinasnya Jl Gandanegara No 25 Purwakarta sembari berbincang dengan Desye, agar Fatimah segera mendapatkan perawatan medis tersebut.

Menurut Dedi, jika pasien atau keluarga pasien sudah menjadi anggota BPJS tetapi tidak mampu membayar iuran setiap bulannya, maka pihaknya tidak akan segan memberikan bantuan dengan cara membayarkan iuran BPJS tersebut.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Purwakarta memiliki skema lain yakni skema Jaminan Masyarakat Purwakarta Istimewa (JAMPIS) untuk melayani perawatan seluruh warga Purwakarta agar memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. “Hari ini kan banyak penyakit yang membutuhkan penanganan khusus, ada hidrocefalus, mikrosefalus, talasemia dan yang lain. Bagi kami yang terpenting seluruh warga mendapatkan pelayanan kesehatan,” jelas Dedi.

Diketahui, bayi pasangan muda tersebut sebelumnya didiagnosa menderita cacat ukuran otak yang menghambat pendengaran dan penglihatannya. Penyakit mikrosefalus diderita Fatimah sejak usia 10 bulan, karena pada saat dilahirkan bayi tersebut berada dalam keadaan sehat dengan berat 3,1 Kg. (riz)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *