KARAWANG, Spirit
Banjir mulai melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Karawang. Sedikitnya 53 rumah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cibeet, Rabu (3/2). Ketinggian air yang merendam desa tersebut, mencapai lutut orang dewasa. Menurut warga sekitar, air mulai naik dan masuk ke rumah warga pada pukul 06.00 WIB pagi.
Uun (46), warga RT 03 RW 01 Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, mengatakan, banjir yang terjadi di desanya merupakan banjir tahunan. Hujan deras yang mengguyur selama dua hari pada Senin (1/2) dan Selasa (2/2) mengakibatkan Sungai Cibeet meluap dan naik ke permukaan pemukiman warga.
“Air mulai masuk ke rumah jam enam pagi tadi (Rabu/3/1),” kata Uun, yang tengah menyelematkan barang-barangnya.
Meski air luapan sungai sudah memasuki rumah warga, namun sebagian warga yang menjadi korban banjir masih bertahan tidak mengungsi. Ketinggian air yang masuk ke dalam rumah masih sekitar 20 centimeter hingga 40 centimeter sehingga masih dianggap aman.
“Dulu ketinggian air pernah mencapai atap rumah. Biasanya kita mengungsi ke balai desa atau ke desa lain yang tidak terendam banjir,” ujar Uun.
Kepala Desa Karangligar Eneng Komariah, mengatakan, banjir telah merendam 53 rumah dan 62 kepala keluarga serta total korban banjir 194 orang. Sedangkan bantuan logistik sudah dipersiapkan bagi para korban banjir. Terhadap warga yang rumahnya terendam banjir, belum diimbau untuk mengungsi.
“Banjir di Desa Karangligar selalu terjadi setiap tahun saat musim hujan. Bahkan, saat tidak hujan saja desa kami bisa banjir, karena mendapat kiriman dari Kabupaten Bogor. Desa kami merupakan titik terendah di Kabupaten Karawang,” kata Eneng, ketika ditemui di lokasi banjir.
Bahkan, kata Eneng, ancaman banjir bukan hanya luapan Sungai Cibeet saja. Akan tetapi luapan Sungai Citarum juga mengancam pemukiman warga. “Jadi kalau Sungai Cibeet tidak meluap tapi Sungai Citarum naik, desa juga terancam banjir. Maka banjir akan parah jika kedua sungai itu meluap. Bisa menenggelamkan rumah warga seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Eneng.
Cibeet siaga satu
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Asip Suhendar, mengatakan, tinggi muka air (TMA) Sungai Cibeet saat ini kondisinya siaga satu. Sementara TMA Sungai Citarum saat ini sedang naik. BPBD Karawang juga sudah menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor sejak 20 Januari 2016.
“Banjir di Karawang ini akibat kiriman dari luar kota. Jika Sungai Cibeet naik, maka itu kiriman dari Bogor. Tapi kalau Sungai Citarum naik, itu kiriman dari Bandung atau Purwakarta. Kalau Sungai Cilamaya di wilayah pesisir utara, itu juga kiriman dari Kabupaten Subang atau Purwakarta,” katanya.
Menurut Asip, intensitas curah hujan pada Februari di Kabupaten Karawang cukup tinggi. Itu sesuai data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Karenanya kemungkinan banjir akan melanda sejumlah daerah di Karawang, apabila intensitas hujan di Karawang, dan hujan di kabupaten terdekat tinggi.
“Dari data bencana tahun 2014 lalu, ada 209 desa dari 26 kecamatan yang patut waspada bencana. Tahun 2014 banjir telah merendam 48.437 rumah. Tahun 2015 tidak ada bencana banjir karena badai El Nino. Diperkirakan intensitas curah hujan akan menurun pada Maret 2016.,” katanya. (fat)