SEBUAH pelajaran berharga datang dari Inggris. Bagaimana negara peletak industri modern itu begitu menghargai peninggalan masa lalu, meski hanya bangunan toilet. Seperti dalam tulisan yang dimuat di harian ini, sebuah toilet kencing untuk umum yang langka di Kota Clifton, Inggris, peninggalan zaman Ratu Victoria telah didaftarkan sebagai peninggalan sejarah harus dilindungi. Bangunan toilet terbuat dari baja dan bercat hijau tersebut, diletakkan di sudut taman, dibangun sekitar tahun 1880-an dan hingga kini masih berfungsi baik.
English Heritage (pemerhati peninggalan bernilai sejarah Inggris) kini menilai toiltet tersebut sebagai ikon kota. Ia merupakan contoh hidup dari bangunan untuk kepentingan umum yang langka. Akan tetapi, mengingat elemen bersejarah itu berada di tempat umum, sehingga rentan kerusakan sehingga akan dipertahankan untuk dipelihara. Bangunan itu juga sedang didaftarkan sebagai bangunan bersejarah, menyusul dua toilet serupa di kawasan Horfiled dan Mina Road Park, Bristol, sudah masuk daftar bangunan yang dilindungi.
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kutipan tulisan di atas? Salah satunya bisa tentang bagaimana menghargai nilai sejarah yang terwujud dalam bangunan peninggalan, sekalipun itu hanya toilet kencing. Rupanya yang mereka hargai tidak hanya melulu peninggalan tentang kebesaran, kemegahan, atau sesuatu yang dilatari peristiwa heroik, tetapi bangunan kecil di sudut taman pun bisa dinilai bersejarah. Hal-hal seperti itu yang membuat kita salut terhadap orang-orang di negeri sana. Bangunan kecil untuk buang air kecil tersebut masih terpelihara dan difungsikan meski sudah berusia lebih dari satu seperempat abad!
Memang English Heritage juga sepertinya sempat khawatir bangunan kecil itu akan tergusur. Bangunan toilet besi suatu saat bisa saja diganti dengan bagunan baru yang lebih modern, sesuai tuntutan kekinian. Namun rupanya tidak demikian. Ternyata aspirasi masyarakat ada kesamaan dengan pemikiran pemerintahan Kota Clifton. Mereka sama-sama ingin mempertahankan agar bangunan tersebut jadi ikon kota. Kenapa demikian? Mungkin toilet tersebut adalah sebuah bukti perjalanan panjang dari perkembangan sebuah kota dengan segala peradabannya.
Sebagaimana di awal tulisan, inilah hal-hal yang patut menjadi pelajaran. Lalu, jika kita tarik kejadian di Inggris itu untuk kepentingan Karawang, tentu banyak hal yang bisa dilakukan. Apalagi masyarakat Karawang sudah memberi identias daerah ini dengan sebutan Daerah Pangkal Perjuangan. Makna sebutan itu harus sudah mewarnai pada tatanan kehidupan dan pribadi siapa saja yang merasa memiliki daerah ini. Sejarah masa lalu apabila diaktualisasikan pada zaman sekarang bisa menjadi perjuangan membebaskan dari kemiskinan, kebodohan, dan mengejar ketertinggalan.
Jarak tempuh Inggris dari negeri ini jelas begitu jauh. Namun waktu tempuh dan kecepatan datangnya informasi sekarang begitu dekat. Karenanya untuk belajar sesuatu atas sikap dan lebijakan serta keberhasilan negeri orang, tidak selalu harus dengan kunjungan. Hal lain yang perlu kita tiru dari mereka, bagaimana kita menghargai situs sejarah.***