CIREBON, Spirit
Kementerian Pertanian (Kementan) mengalokasikan dana Rp38 juta per hektare untuk membantu petani bawang merah dan cabai agar mampu meningkatkan produktivitas komoditas strategis tersebut sehingga stok nasional tercukupi.
“Bantuan itu akan kita salurkan kepada kelompok petani untuk membeli benih, pupuk, pompa air, traktor atau apa saja yang dibutuhkan agar produksinya bisa meningkat,” kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono Kamin, kepada pers, di Cirebon, Minggu (14/2).
Hal tersebut disampaikan saat dia meninjau panen bawang merah yang di kawasan Cirebon dan Majalengka serta gudang penyimpanan bawang merah yang dimiliki para pedagang. Dari hasil peninjauan tersebut disimpulkan bahwa stok bawang merah untuk kebutuhan nasional cukup sehingga tak harus impor.
Menurut dia, kelompok petani bisa mengajukan usulan kebutuhan yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah dan cabai ke Kemetan dan setelah cek kebenarannya maka bantuan dana segera bisa dicairkan. Spudnik mengatakan, dari total alokasi anggaran direktoratnya sebesar Rp 1,12 triliun selama 2016, sebesar Rp 700 miliar-Rp 800 miliar akan dialokasikan untuk membantu petani bawang merah dan cabai.
“Kita akan serius menangani bawang merah dan cabai agar tak ada lagi ditemui stok tak ada dan harga tinggi di pasaran sehingga dikeluhkan konsumen,” ujarnya.
Untuk mengawasi ketersediaan stok komoditas pertanian tersebut, dia sudah memerintahkan kepada Dinas Pertanian dan jajarannya untuk sering terjuan ke lokasi sentra bawang merah dan cabai, agar bisa diketahui kondisi produksi komoditas tersebut. “Kalau ada isu yang menyebutkan Maret akan terjadi kelangkaan bawang merah maka itu tidak benar. Itu buktinya di mana-mana terjadi panen bawang merah.”
Untuk menyiasati agar tak terjadi panen bawang merah serentak sehingga menyebabkan stok melimpah dan harga jatuh, Kementerian Pertanian telah menginstruksikan petugas di Dinas Pertanian agar mengatur pola tanam. “Kita buat manajemen tanam bawang dan cabai dengan baik sehingga tak terjadi panen serentak. Saya minta kepada petani untuk mematuhi instruksi petugas kami di lapangan agar mau mengatur waktu tanam.”
Kepala Desa Tersana Kabupaten Cirebon sekaligus petani bawang merah, Uwu Solihan, mengatakan pemerintah hendaknya tak lagi mengimpor bawang merah mengingat produksi lokal saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. “Di mana-mana saat ini terjadi panen bawang dan saya minta tak perlu impor karena kalau ada impor maka petani akan rugi karena harga jatuh.”
Dia mengatakan saat ini petani bawang cukup menikmati keuntungan dari harga bawang, yang di tingkat petani untuk bawang basah Rp 9.000 per kilogram dan bawang kering Rp 15.000 per kilogram.(ant)