Bekasi, Spirit
Banjir setinggi tiga hingga empat meter di kompleks Pondok Gede Permai (PGP) menjadi bahan opini publik. Warga dari wilayah RW 08, 09 dan 10 PGP sebagian menganggap bencana banjir itu adalah banjir yang telah direncanakan.
Salah seorang warga RT 07 TW 9, Farouk mengatakan banjir besar tersebut adalah bencana berencana. “Dulu paling tinggi sekitar satu meter tapi kenapa setelah dibangun bendungan Kali Cileungsi dan Kali Cikeas justru banjirnya hingga ke atap rumah kisaran 3,5 meter hingga 4 meter,” kata Farouk pada Spirit Jawa Barat, Senin (25/4).
Menurutnya pembangunan tanggul yang dilakukan Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi berdampak bencana. “Mereka membangun tanggul seharusnya di RW 08 dan RW 09 dulu yang merupakan pertemuan dua kali tersebut. Tapi apa yang dilakukan Disbimarta justru tanggul RW 10 dibangun jadi siap yang bodoh sesungguhnya,” lanjut Farouk yang menjabat Koordinator Keamanan.
Terkait kondisi di lapangan, Farouk menjelaskan selama ini dari masukan warga meminta tanggul dibangun RW 8 dan 9. “Tanda tanya besar muncul saat tanggul dibuat justru bukan di titik yang diminta warga. Muncul asumsi ini adalah bencana yang sudah disetting. Bencana PGP sudah direncanakan supaya anggaran bencana bisa cair,” terang Faouk lagi. Bahkan kecurigaan warga dilengkapi dengan berdirinya pos Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sejak Januari 2016 di lingkungan PGP menambah kecurigaan warga pula.
Sementara itu dari informasi Aditya Dwi Prabowo menjabat Pusdalops BPBD membantah anggapan. “Kami mendirikan pos di PGP cukup beralasan. Pertama mengantisipasi banjir musim hujan Januari. Karena di beberapa wilayah terjadi kebanjiran sehingga BPBD stand by di sini. Kedua memang Kami juga mengantisipasi jika PGP terjadi banjir karena tanggul ternyata bocor. Temuan itu sudah Kami laporkan ke Disbimarta tapi belum direspon hingga terjadi banjir,” papar Aditya saat ditemui di Posko BPBD.
Pantauan Spirit Jawa Barat di lokasi banjir PGP terlihat warga mulai berbenah rumah. Sebagian besar perabotan sudah tak dapat diselamatkan lagi akibat banjir setinggi atap rumah warga.
Kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah dan puluhan kendaraan roda dua maupun roda empat ikut mengalami kerusakan. (cr2)