KARAWANG, Spirit
Sebuah gang kecil di samping toko obat Along jalan Arif Rahman Hakim, mendadak menjadi gang terpadat di Karawang. Pasalnya, gang tersebut menjadi akses jalan bagi para penikmat hiburan murah-meriah, yang hendak mengunjungi lokalisasi Sisi Rel (SR).
Pemandangan tersebut terpantau saat melintasi jalan tersebut hampir setiap malam, terutama di malam Minggu. Padahal, beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten, Muspida dan PT KAI sepakat untuk memberantas lokasi prostitusi yang lengkap dengan arena pejudian, plus sajian minuman keras.
“Jalur depan RS Dewi Sri dulu yang ramai seperti ini. Sekarang pindang ke Gang Along, karena satu-satunya akes ke SR saat ini cuma ini, yang lainnya di tutup,” kata salah seorang pemuda,yang enggan disebutkan namanya, kepada Spirit Jawa Barat, Sabtu (3/9).
Ia tak menampik, sudah beberapa kali memasuki lokasi ‘panas’ yang ada di wilayah Kota Karawang. Selain ramai dengan pengunjung, ia mengaku mendapat pemandangan lain berupa genitnya para wanita penjaja seks yang menawarkan diri untuk menemani pengunjung.
“Awalnya ditawari minum di warung yang ada sambil di temani cewek itu. Tapi kalau mau bermain lebih yang silahkan tawar, yang penting ada uang,” selorohnya.
Biasanya, ia mengaku tak berani sendiri memasuki area SR. Sebab, menurutnya saat berada di dalam, berbagai macam orang melakukan aktivitas sesuai pilihannya.
“Ada yang maen judi, Cuma minum-minum Bir atau arak, ada juga kok yang doyan maen cewek. Pokoknya asal bawa uang aja, apapun ada,” ungkapnya malu-malu.
Terkadang, lanjut dia, ada sesekali keributan yang terjadi antar pengunjung yang biasanya dipicu oleh rebutan wanita penghibur ataupun dampak bermain judi. “Biasa lah abis pada mabok kan suka cepet emosi,” ujarnya.
Sempat, kata dia, beberapa waktu lalu sepi lantaran banyak bangunan yang dibongkar. Tapi, beberapa bulan terakhir pemilik warung remang-remang sedikit demi sedikit membangun kembali. Namun, lokasinya agak lebih padat karena sebagian besar sudah berpindah usai penggusuran oleh petugas saat bulan puasa.
Melihat hal itu, entah lokalisasi tertua di Karawang itu akan di bongkar kembali, atau dilokalisir saja. Sebab, melihat dampak yang ditimbulkan adanya lokalisasi tersebut di pusat kota Karawang, semakin menambah daftar kesemrawrutan Karawang dimata masyarakat.(*)