Pemkab Diminta Perbaiki Jalan Menuju Situs Sejarah

BANYUSARI, Spirit – Jalan utama menuju Situs Sejarah Muara Walungan, Kampung Bojong Hilir Rt 01 Rw 04 Desa Gempol Kolot, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat dalam kondisi tidak layak dan rusak. Untuk itu, pemerintah desa setempat meminta kepada Pemerintah Kabupaten Karawang agar segera memperbaiki, karena jalan itu setiap harinya selalu dilalui warga yang ke sawah, maupun hendak berziarah.

Menurut Kepala Desa Gempol Kolot,  Sunardi, jalan tersebut adalah jalan utama menuju situs sejarah Muara Walungan. Diperkirakan, pada abad ke-2 masehi bahwa muara laut utara berada di daerah Gempol Kolot yang disebut Muara Walungan yang artinya titik temu air sungai dengan laut.

“Jadi, muara laut yang ada di Cilamaya, dulunya berada Kgandok Bojong Hilir. Pada abad itu,  daerah Cilamaya wWetan dan Kulon, serta Tempuran adalah lautan,” ungkap Sunardi kepada Spirit Jawa Barat,  Senin (9/10).

Dijelaskan Sunardi, di lokasi tersebut terdapat makam Embah Buyut Saimar. Diceritakannya, Embah Buyut Saimar adalah seorang yang menyelamatkan putra dari Sunan Paku Buwono II yaitu Raden Bagus Saputra dari peperangan.

“Raden Bagus dibawa pergi oleh Embah Buyut Saimar untuk mengembara melalui sungai Cilamaya dari Sumedang, hingga sampailah ke daerah yang belum memiliki nama, yang kini disebut Muara Walungan, sampai bertempat tinggal dan terbentuk sosial budaya.  Bahkan,  pada masa penjajahan Muara Walungan dijadikan tempat bersembunyi masyarakat sekitar dari serangan belanda, konon ceritanya tempat itu tidak terlihat oleh musuh, ” terang Sunardi.

Ironisnya, tempat bersejarah itu belum mendapat pengakuan dari pemerintah kabupaten karawang. Sehingga, kondisi jalan dan lokasi sejarah itu tidak terawat dengan baik. Padahal, bila dijadikan tempat wisata alam yang tertata dengan baik akan berdampak pada peningkatan pendapatan desa.

“Harus ada campur tangan Pemerintah Kabupaten Karawang. Karena, selain infrastruktur jalan yang bagus,  juga dibutuhkan sarana lainnya. Bila hanya mengandalkan pemerintah desa setempat tidak bakal terdanai,” ujarnya.

Darpin warga setempat menambahkan, jalannya bukan cuman ruksak tapi masih kondisi tanah. Sehingga, dikeluhkan para pengguna jalan khususnya di musim hujan. Padahal jalan ini merupakan jalan pertanian juga, menjadi penyebab harga padi murah.

“Sudah bertahun-tahun jalan ini rusak. Seperti tidak ada upaya dari pemerintah untuk segera melakukan perbaikan, ” pungkasnya.  (wan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *