Harga Kebutuhan Pokok Naik

SUBANG, Spirit – Harga kebutuhan pokok masyarakat di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Subang mulai merangkak naik menjelang bulan Ramadhan, yang tinggal sekitar tiga minggu lagi. Komoditas sayuran, mendominasi kenaikan harga tersebut.

“Memasuki bulan puasa Ramadlan, ada lima item komoditas yang mengalami kenaikan, yaitu daging ayam broiler, cabe merah kriting, cabe rawit hijau, cabe rawit merah, dan bawang merah,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pasar Kabupaten Subang, Nurudin, Kamis (12/5).

Menurut dia, kelima komoditas itu rata-rata naik dengan kisaran Rp 500 hingga Rp 4.000 atau naik rata-rata 2,7 persen hingga 20 persen.  Daging ayam broiler dari Rp 18.000 menjadi Rp 18.500/kg, cabe merah kriting dari Rp 24.000 menjadi Rp. 25.000/kg.

Sedangkan cabe rawit hijau, lanjut dia, menjadi Rp 20.000 dari harga sebelumnya Rp 16.000/kg, cabe rawit merah Rp 24.000 dari Rp 22.000/kg, dan harga bawang merah naik dari harga sebelumnya Rp 32.000 menjadi Rp. 36.000/kg. Menurut Nurudin, dari lima komoditas kebutuhan masyarakat, kenaikan harga barang paling rendah adalah daging ayam broiler.

Kenaikannya hanya Rp 500/kg atau naik sekitar 2,7 persen. “Dan yang paling tinggi mengalami kenaikannya, yaitu harga cabe rawit hijau naik Rp 4.000/kg atau naik 20 persen,” katanya.

Dibandingkan dengan harga kelima komoditas tersebut, menurut Nurudin, yang berbanding terbalik ada pada komoditas kacang hijau. Komoditas pertanian tersebut, lanjut dia, turun hingga 4,54 persen. “Harga kacang hijau turun Rp1.000/kg dari Rp 23.000 menjadi Rp 22.000/kg,” ujar dia pula.

Gas melon langka

Sementara itu, sejumlah warga kini merasa kesulitan untuk mebdapatkan gas jenis melon. Anwar, warga Jalancagak, menyebutkan, gas dalam kemasan tabung 3 kg itu mulai langka di sejumlah pengecer.

Bahkan, dengan harga Rp 20.000 pun, barangnya tidak ada. ”Harganya sekarang, Rp 20.000/tabung. Itu pun barangnya tidak ada,” katanya.

Ia berharap, pemerintah Kabupaten Subang segera melaksanakan operasi pasar di wilayah Jalancagak. “Jangan sampai menunggu barang benar-benar tidak bisa diperoleh, baru pemerintah turun tangan.” (eko)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *