SUBANG, Spirit-Ratusan Pelajar SMK di wilayah utara Subang diamankan anggota Polsek Ciasem. Dari tangan mereka, polisi menyita tujuh buah senjata tajam yang disimpan di tas.
Petugas Polsek Ciasem langsung memberhentikan seratus pelajar yang hendak melakukan tawuran di Pantura Subang, Sabtu (7/5). Pelajar SMK Sukamandi yang telah merayakan kelulusan ini langsung diperiksa oleh polisi, dari tangan mereka, polisi menyita clurit, golok dan samurai.
“Tiga orang pelajar yang membawa senjata tajam langsung dibawa ke polsek menggunakan mobil polisi. Sementara yang lainnya, kami giring sambil mendorong sepeda motornya ke Polsek Ciasem,” kata Kapolsek Ciasem, Kompol. Dadang.

Menurut Dadang, para pelajar mengaku membawa senjata tajam untuk berjaga-jaga jika bertemu dengan sekolah lainnya. “Mereka tidak semuanya yang sudah lulus. Bahkan beberapa di antara pelajar masih duduk di bangku kelas dua SMK.”
Menurut dia, ratusan pelajar yang hendak tawuran tersebut diamankan di Polsek Ciasem untuk dibina. “Yang membuat prihatin, beberapa di antaranya merupakan pelajar wanita..”
Kondisi para pelajar yang mengaku hendak tawuran, menurut Direktur Lembaga Advokasi Pendidikan, Yaya Sudarya, perlu disikapi dengan serius, karena kondisi tersebut bukan tanpa sebab akibat. “Pasti ada pemicu awal, bukan tanpa ada alas an mereka membawa senjata tajam. Bisa jadi ini sudah ada rencana awal atau ada kejadian awal yang membuat mereka bersiap-siap dengan membawa senjata tajam.”
Peran guru, tambah Yaya, sangat menentukan mental para pelajar. Para guru, jangan hanya jadi pembimbing atau pendidik saja, melainkan juga mampu memosisikan sebagai sahabat bagi anak-anak, agar para siswa didik mereka mampu membuka diri dan berkeluh kesah kepada guru.
“Dengan membuka diri, akan diperoleh segala hal yang berkecamuk di diri siswa dan guru akan mampu mendapatkan solusi dari persoalan yang ada. Dengan kondisi yang ada, pasti ada sumber masalah di diri siswa yang tidak terdapat solusinya,” katanya.(eko)