KARAWANG, Spirit
Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan (Distanhutbunak) Karawang menyatakan kekhawatirannya terkait penerapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) akan mendapat penolakan dari sejumlah masyarakat. Kekhawatiran tersebut muncul ketika pihaknya belum mendapatkan kabar sosialisasi dari setiap kecamatan dan desa di seluruh wilayah.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Distanhutbunak, Usmaniah mengaku belum menerima kabar sosialisasi dari para camat dan desa tentang LP2B. “Ketakutan kita adalah ketika lahan milik pribadi kemudian mereka membangun untuk anak-anaknya dengan alasan itu lahan-lahan saya. Ini yang membuat kita masih bingung. Paling tingkat sosialisasi dengan cara pendekatan kita lakukan terus di masyarakat,” katanya, Kamis (3/3).
Dia menyebutkan, ketika dibutuhkan tanah dan isinya milik Negara. Namun langkah pendekatan terus diupayakan kepada para pemilik lahan. “Sejauh ini memang belum ada yang langsung datang kepada dinas pertanian, tetapi pada prinsipnya kita berharap masyarakat dapat mengerti,” katanya.
Usmaniah menyebutkan, dari 94 ribu hektare lahan pertanian, dipastikan yang akan masuk dalam perda LP2B seluas 89 ribu hektare. “Itu hasil dari pendataan kita. Masyarakat dapat mengakses melalui www. LP2B.info/karawang,” ujarnya.
Diungkapkan Usmaniah, sebanyak 139 ribu pemilik lahan pertanian di Karawang sejauh ini masih terus mendapatkan sosialisasi LP2B untuk diberikan pemahaman tentang perda tersebut.
“Kalau pemilik lahan di luar Karawang hanya sebesar 3 ribu orang atau 4 ribu hektare lahan,” ujarnya.
Ia menegaskan, menurut perundangan, setiap lahan LP2B akan mendapatkan reward bahkan insentif dari pemerintah ketika mengalami gangguan dalam pertaniannya. “Nanti lebih lanjutnya ada perumusan perdanya seperti apa, tapi dalam perundangan itu disebutkan,” ujarnya.
Karawang, kata Usmaniah, diharapkan terus mampu menjadi daerah penyanggah pangan di Indonesia, tentu dengan menyelamatkan bidang lahan pertanian. Selain itu akan mendukung program swasembada pangan yang saat ini terus dicanangkan. (fat)