KARAWANG, Spirit
Akibat cuaca buruk yakni hujan disertai angin kencang, ikan hasil tangkapan nelayan di Ciparage turun secara drastis. Jika biasanya para nelayan dapat menghasilkan satu kuintal per hari, namun hari-hari ini mereka hanya mendapat 5 kilogram per hari.
Angin kencang yang belakangan berhembus di lautan membuat nelayan kewalahan. Mereka hanya bisa pasrah karena faktor alam yang membuat tangkapan ikan menurun. “Karena faktor alam kami tak bisa berbuat apa-apa. Pada kondisi seperti ini, kami hanya bisa pasrah,” ujar Mujib, salah seorang nelayan, Minggu (21/2).
Sementara itu, Kepala Desa Ciparage Jaya, Kabun mengatakan, sejauh ini tidak ada keluhan dari para nelayan atas penurunan penangkapan ikan. Meski demikian, pihak desa merespons terhadap keadaan panceklik laut. Perangkat desa telah membagikan beras yang bersumber dari dana panceklik.
“Untuk nelayan yang biasa membawa perahu besar diberi bantuan beras sebanyak 70 kilogram, sedangkan untuk yang membawa perahu sedang 50 kg, dan 20 kg untuk nelayan berperahu kecil,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang juga Wakil Ketua III DPRD Karawang Budiwanto, membenaran menurunnya ikan hasil tangkapan nelayan. Hal itu berimbas pada pendapatan TPI. Apabila dalam cuaca normal hasi lelang TPI berada pada kisara Rp 250 juta. Sekarang turun menjadi Rp 20 juta saja.
Budiwanto mengatakan, tangkapan ikan selama Januari hingga Februari menurun drastis hingga 90 persen. Pada cuaca normal jumlah tangkapan mencapai 10 hingga 15 ton. “Dilihat secara neraca sebetulnya masih stabil. Tetapi jika dilihat per hari, tepat saat ini turun hingga 90 persen,” katanya.
Menurut Budiwanto, cuaca buruk (hujan diserata angn kencang) menjadi faktor utama penyebab nelayan tidak melaut, sehingga berakibat pada menurunnya tangkapan ikan. Jika hanya terjadi hujan saja nelayan masih bisa melaut. (fat)