KARAWANG, Spirit
Tidak maksimalnya pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tarum Kabupaten Karawang, kembali dikeluhkan warga. Pasalnya, perusahaan plat merah milik Pemerintah Kabupaten Karawang tersebut dinilai hanya mengonsentrasikan kewajiban pelanggan dengan menomorduakan hak-hak yang harus diperoleh pelanggan. Sehingga hal itu membuat warga semakin kesal.
“Saya heran dengan PDAM, airnya hampir tiap hari keruh. Lebih-lebih kalau sudah malam hari. Jadi, bukan saja saat kemarau saja. Musim penghujan gini, kalau malam hari masih keruh,” ungkap Budi (48) warga Perumahan Peruri Puseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang saat ditemui Spirit Karawang, Sabtu (20/2).
Menurut Budi, perlakuan pelayanan PDAM Karawang sudah jauh dari harapan masyarakat. PDAM dinilai enggan melakukan evaluasi kinerja dan pelayanan, sehingga kontribusi ke daerah patut dipertanyakan.
“Kalau setiap tahun selalu ada penyertaan modal dari anggaran APBD, tapi kenapa perbaikan pelayanan dan fasilitas instalasi masih seperti ini. Kemana saja anggaran yang dialokasikan,” imbuhnya.
Diceritakan Budi, sebagaimana yang pernah dialaminya saat alat meter PDAM di rumahnya mengalami kerusakan. Saat dilaporkan kepada pegawai PDAM seharusnya hal itu dilakukan pengecekan dan penggantian alat meteran tersebut. “Tapi nyatanya, sejak saya pasang dan sudah sepuluh tahun lebih, baru sekali diganti. Itupun karena meterannya rusak. Coba kalau nggak rusak, saya yakin nggak akan diganti,” jelasnya.
Keluhan yang lain disampaikan Sulhan (46) warga Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang. Dirinya mengaku mendapat keluhan dari saudaranya di wilayah Kecamatan Cilebar, terkait pemasangan instalasi PDAM ke rumah warga yang belum juga dirampungkan. Padahal, kata dia, biaya pemasangan instalasi tersebut sudah dibayar oleh calon pelanggan.
“Saudara saya di Cilebar mengeluh, warga di sana sudah pada bayar, tapi instalasi baru sekitar 30 persen. Dan ini sudah lebih enam bulan,” ungkapnya.
Kedua keluhan warga tersebut, tak jauh berbeda dengan keluhan sebelumnya yang disampaikan Bajuri, warga Utamakarya, Adiarsa Barat, Karawang Barat, terkait pungutan liar untuk sampah.
Adanya keluhan tersebut, tentu semakin menimbulkan banyak pertanyaan dengan manjemen pengelola PDAM Tirta Tarum Karawang. Tentunya, banyak pihak ingin mengetahui sejauhmana anggaran penyertaan modal APBD yang diperoleh dan besaran kontribusi PDAM untuk pendapatan daerah.
Sejauh ini, pihak manajemen PDAM Tirta Tarum belum bisa dikonfirmasi. Ketika ditemui di kantornya hari Jumat (19/2), penerima tamu di kantor PDAM mengatakan pihak direksi dan humas PDAM Tirta Tarum tengah berada di luar kantor. (top)