KARAWANG, Spirit
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Karawang berjanji akan meningkatkan minat masyarakat menjadi petambak garam. Peningkatan minat tersebut akan dilakukan dengan memotivasi para petambak garam yang sudah ada untuk dibina dan diberikan. Selain itu, juga dimotivasi agar terus memproduksi garam agar capaian produksinya meningkat.”Kami sudah tahu kalau minat masyarakat menjadi petambak garam sangat minim. Jadi mereka harus lebih dimotivasi, agar lebih banyak masyarakat yang menjadi petambak garam,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, Hendro Subroto, di Karawang, Rabu (27/1). Produksi garam di Karawang yang kini hanya mencapai 13-14 ton per tahun diharapkan mengalami peningkatan. Sebab cukup tinggi kebutuhan garam untuk konsumsi masyarakat serta untuk pengolahan ikan asin.
Menurut Hendro, selama ini minat masyarakat untuk menjadi petambak garam masih minim karena berbagai faktor. Di antara penyebabnya kemungkinan besar karena keuntungannya relatif kecil. Rata-rata harga garam masih cukup murah, yakni hanya bisa dijual Rp 500 per 1,5 kilogram. Atas hal tersebut, keuntungan yang diraih pun kecil dibandingkan dengan menambak ikan.
Ia menilai, kondisi itu menjadi salah satu pemicu sulitnya mengembangkan produksi garam di wilayah pesisir utara Karawang.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, saat ini produksi garam di Karawang hanya diperoleh dari empat kecamatan. Di antaranya di Kecamatan Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Tempuran dan Kecamatan Cilebar.
Di Kecamatan Cilebar, lahan tambak garam seluas sekitar 150 hektare dengan satu kelompok petambak. Sedangkan di Kecamatan Tempuran terdapat 230 hektare lahan tambak garam, yang dikelola enam kelompok.
Selanjutnya, di Kecamatan Cilamaya Kulon tercatat 60 hektare lahan tambak garam yang dikelola tiga kelompok. Terakhir di Kecamatan Cilamaya Wetan, terdapat 21 kelompok petambak garam yang menggarap 200 hektare di daerah itu. (ant)