Oleh: Andri Zatnika
(Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Singaperbangsa Karawang)
Pengertian Renang
Gaya yang dapat dilakukan dalam olahraga cukup bervariasi. Tiap gaya memiliki gerakan yang khas dan dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Menurut David G. Thomas (2000: 5), dinyatakan bahwa olahraga renang telah terbagi beberapa macam gerakan atau gaya. Renang yang lazim digunakan ada empat gaya yaitu gaya crawl (bebas), gaya dada (katak), gaya punggung, dan gaya dolphin (kupu-kupu). Pendapat lain mengatakan bahwa olahraga renang merupakan keterampilan gerak yang dilakukan di air yang, baik di air tawar maupun di air asin/laut, olahraga ini dapat dilakukan mulai dari kanak-kanak sampai orang tua,baik oleh kaum pria maupun wanita, dan olahraga ini sangat berguna sebagai alat pendidikan, sebagai rekreasi yang sehat bagi keluarga, menanamkan keberanian, percaya diri sendiri (Soekarno, 1985: 1).
Olahraga renang menurut Agus Supriyanto (2013) merupakan aktivitas yang dilakukan di air dengan berbagai macam bentuk dan gaya yang sudah sejak lama dikenal banyak memberikan manfaat kepada manusia.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga renang adalah olahraga yang dilaksakan di air dan terbagi menjadi 4 gaya, yaitu gaya crawl (bebas), gaya dada (katak), gaya punggung, dan gaya dolphin (kupukupu). Selain itu olahraga renang bisa dilakukan oleh kanak-kanak sampai orangtua dan dapat dijadikan rekreasi sehat bagi keluarga, sebagai alat pendidikan.
Kecemasan
Berdasarkan paparan di bagian pendahuluan makin membuat kita bertanya apa sebenarnya kecemasan yang dialami altet renang tersebut. Uraian awal menjelaskan apa yang dimaksud dengan cemas. Pengertian sederhana cemas (anxiety) memiliki arti perasaan tak aman, tanpa sebab yang jelas (Setyobroyo,1993). Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa(1989) mendefinisikan cemas sebagai perasaan tidak berdaya, tekanan tanpa sebab yang jelas, kabur, atau samar- samar. Jadi dari beebrapa ahli dinyatakan kecemasan adalah keadaan tertekan dengan sebab atau tak ada sebab yang mengerti, kegelisahan hampir selalu disertai dengan gangguan sistem syarat otonom dan disertai rasa mual. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka kecemasan diartikan perasaan takut yang disebabkan oleh faktor tertentu. Hal tersebut senada dengan penjelasan Ghiltora dan Dhingra (2010) bahwa cemas pada umumnya fear and exgerated arousal. Levitt,1990 memberikan makna yang sama (dalam Monty 2000) mengartikan kecemasan sebagai perasaan subjektif disebabkan ketakutan dan meningkatnya “Psychological arousal”.
Kecemasan pengelompokan
Kecemasan yang dialami oleh atlet renang jelas sangat merugikan, Kartini Kartono (1981) menyatakan kecemasan mempunyai ciri yang merugikan. Jika memang merugikan tentu kecemasan seperti apa yang merugikan tersebut. Rita L. Atikinson (1983) mengemukakan tanda ke- cemasan seperti bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak kekawatiran, keprihatinan, rasa takut yang kadang-kadang dialami atlet dalam tingkat yang berbeda-beda. Misalnya sebelum memasuki lapangan pertandingan, atlet takut tidak dapat bermain baik sehingga kawatir kalah, hal tersebut akan menimbulkan kecemasan yang ditampilkan dalam bentuk perasaan was-was.
1.Kecemasan bawaan
Kecemasan bawaan adalah berkaitan dengan persepsi keadaan dari situasi yang mengandung suatu bahaya atau tidak aman, sehingga menimbulkan kecemasan. Menurut (Singgih D. Sunarsa, 2004) trait anxiety) adalah predisposisi untuk mempersepsikan situasi lingkungan yang mengancam dirinya. Di kajian Monty dan Singgih menjelaskan kecemasan jenis ini merupakan bagian dari kepribadian yang bersifat relatif menetap. Kecemasan sulit diminimalisir karena memang sudah bawaan sejak lahir.
2.Kecemasan sesaat
Kecemasan sesaat pada umumnya bersifat kondisional dan tentatif, serta fluktuatif karena tergantung pada situasi dan kondisi yang dialami atlet. Hal tersebut pada umumnya terjadi karena lawan lebih berat, target yang cukup tinggi sehingga me- nyebabkan situasi bertanding lebih men- cemaskan dari situasi berlatih. Sehingga sering di jumpai ungkapan ”berlatih seperti bertanding dan bertanding seperti berlatih”, hal tersebut tidak lain untuk prestasi dan melawan situasi berlatih lebih mencemaskan.
Berdasarkan hasil kajian dari Freud, dalam paparan Singgih D. Gunarsa (1978) bahwa Freud membedakan kecemasan menjadi 3 yaitu : 1. Cemas obyektif (objective anxiety) yaitu cemas yang timbul karena sejak lahir seseorang sudah dihadapkan pada keadaan yang bersikap menekan. Kecemasan (Anxiety) Cemas Penyakit (Neurotic anxiety) Cemas Obyektif (Objective anxiety) Cemas Moral (Moral Anxiety) 5 2. Cemas penyakit (neurotic anxiety) yaitu kecemasan yang dialami seseorang yang pernah mengalami pengalaman yang menakutkan pada situasi serupa sehingga seseorang mengalami trauma bila dihadapkan pada situasi yang tidak menyenangkan dan kecemasan ini dapat juga timbul karena akibat yang mungkin timbul jika tuntutan yang dihadapi tidak terpenuhi, akibatnya seseorang selalu berada dalam keadaan cemas karena takut menghadapi akibat buruk dan situasi tertentu. Sebagai contoh seorang atlet renang mengalami cedera pada awal berlatih renang sehingga untuk bertanding di kolam tersebut me- nimbulkan trauma. 3. Cemas moral ( Moral Anxiety) yaitu kecemasan yang timbul karena laranganlarangan dan pembatasan moral yang berasal dari orang tua, lingkungan, budaya dan perasaan takut mendapat hukuman. Kecemasan ini dapat timbul oleh tekanan-tekanan berat karena dirasa berlawanan dengan keyakinan hati nurani. (*)