PURWAKARTA, Spirit
Salah satu pembuat wayang golek asal Purwakarta, Abah Djani (56), warga Desa Sukamaju RT 02 RW 06, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, mengaku semenjak setahun terakhir kembajiran order.
Pesanan yang ia terima tak hanya dari sejumlah kantor dinas yang ada di Purwakarta, melainkan dari beberapa tempat oleh-oleh yang ada di Purwkarta yang selanjutnya akan di kirim ke luar negeri sebagai oleh-oleh para wisatawan asing.
“Wayang golek yang saat ini saya buat sudah ada yang memesan,” kata Djani, menerangkan saat ditanya tentang wayang-wayang yang dibuatnya, Kamis (20/5/2018).
Pria yang sudah menggeluti dunia kerajinan wayang golek selama 38 Tahun itu mengatakan, dalam seminggu dirinya hanya mampu membuat satu wayang golek saja.
“Membuat wayang golek itu tidak bisa diburu-buru, butuh ketelitian yang super ekstra, ditambah lagi kan saya juga harus memberikan penjelasan kepada setiap tamu yang datang ke Galeri Wayang terkait sejarah wayang golek disela saya bekerja,” terangnya.
Jauh sebelum menempati Galeri Wayang yang berlokasi di Wilayah Kantor Pemda Purwakarta sebagai tempat membuat wayang golek tersebut, Djani mengaku sempat mengirim karyanya ke sebuah Super Market yang ada di Blok M Jakarta.
“Untuk saat ini pesanan yang disini saja numpuk, jadi saya gak mungkin bisa membuat barang untuk di kirim ke jakarta juga,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Bah Djani, untuk jenis wayang nomor satu dirinya mematok harga sekitar 650 ribu rupiah, sedangkan untuk nomor dua di harga 500 ribu rupiah.
“Dalam sebulan yang wayang yang terjual hanya 3 atau 4 buah wayang saja karena ya itu tadi, membuat wayang golek tidak bisa diburu-buru,” tambahnya.
Terpisah, Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengapresiasi atas kerja keras masyarakat dalam menggeluti UMKM untuk meningkatkan taraf hidup. Sehingga banyak para pelaku UMKM yang merupakan binaan dari pemerintah daerah, selain di motifasi para pelaku usaha juga diberi pelatihan-peltihan untuk mengembangkan usahanya.
“Salah satunya pengrajin wayang golek, kita pantau terus perkembangannya ketika sudah bisa memasarkan sendiri, menghasilkan uang sendiri kita bina terus agar penghasilnya cukup untuk kebutuhan keluarganya,” kata Kabid Dinas Perdagangan UMKM dan Koperasi, Wita Riana melalui sambungan seluler. (Adv/joe)