KARAWANG, Spirit – Tuai polemik dan kekecewaan masyarakat, proyek pembangunan lapangan sepakbola dan joging track atletik yang habiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karawang Tahun Anggaran (TA) 2023, sebesar ± Rp. 1,6 Miliar. Dilaksanakan oleh PT. Suan Tafui Karya sebagai penyedia jasa dan dibangun di atas tanah aset Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok ini dianggap tak sesuai harapan atau tak sesuai ekspektasi masyarakat.
Dikatakan, J salah seorang warga setempat dan sekaligus pengurus lapangan bola. Menurutnya, pembangunan lapangan sepakbola dan joging trek atletik tersebut dari ukuran lapangan, tiang gawang hingga rumput yang digunakan itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Bicara puas atau tidak puas, dan cocok atau tidak cocok, itu banyak yang tidak sesuai. Jenis rumput memang itu rumput Zoymatrela benar, cuma yang red – C. Kalau jenis Zoymatrela red -A mungkin metode penamannya bukan manual seperti itu,” katanya, Kamis (23/11/23).
Tak hanya itu, dia juga mengungkapkan ukuran lapangan sebelumnya memiliki ukuran yang cukup luas, tetapi setelah adanya pembangunan tersebut ukuran lapangan ukuran berubah mengecil dan dia pun menilai kondisi bangunan joging trek tidak memenuhi standar serta tidak aman untuk digunakan.
“Tadinya (sebelum dibangun-red) sama teman-teman karena ukurannya kecil terus kita coba ukurannya diluasin, eh saat dibangun malah dikecilin lagi dan paling banter juga cukup buat 10 lawan 10 orang itu mah,” ungkapnya.
“Apalagi kalau bahas joging trek, jangan jauh-jauh perbandingannya lapangan sepakbola di kabupaten karawang saja ada nggak joging trek yang posisinya diatas lapangan? Karena joging trek itu wajib minimal sejajar dengan lapangan bola. ini kan hampir 30 cm diatas lapangan bola apalagi ini batu semua bukan jenis karet yang sering digunakan dilapangan, menurut saya itu tidak aman untuk masyarakat pengguna,” timpalnya.
Di tempat pisah, Ugay Mulyana salah seorang Tokoh Pemuda di Rengasdengklok sangat menyayangkan pembangunan lapangan sepakbola dan joging trek yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah tersebut tidak sesuai dengan harapan warga khususnya para pemuda pesepakbola di kecamatan rengasdengklok.
“Ya sayanglah anggaran segitu besarnya tetapi hasilnya hanya seperti itu, tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Dan menurut saya kalau bangunannya sudah selesai seperti itu artinya kan kondisi sama saja tidak ada perubahan, yang berubah hanya karena ada pagarnya saja,” ketusnya. (red)